SOLOPOS.COM - Ilustrasi SPBU (Dok/JIBI/Solopos)
PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI : Kurtubi : Pemasangan RFID Akan Picu Kerusuhan Sosial
Solopos.com, SOLO — Berbagai macam cara ditempuh pemerintah melalui Pertamina untuk menekan laju konsumsi BBM bersubsidi yang terus membengkak. Yang terbaru, PT Pertamina (Persero) dan PT INTI akan melakukan pemasangan alat monitoring dan pengendalian BBM bersubsidi berupa Radio Frequency Identification (RFID) di hampir 100 juta kendaraan. Aturan ini akan memaksa pemilik mobil pribadi untuk mendaftarkan kendaraannya.
Menanggapi kebijakan ini, pakar perminyakan, Kurtubi, mengungkapkan pemasangan RFID merupakan kebijakan yang salah dan akan menyusahkan rakyat. Dalam sesi Dinamika 103 Solopos FM, Senin (2/12/2013), Kurtubi mengungkapkan jika implementasi RFID akan sangat sulit, apalagi jika dipasang di 80 juta kendaraan di Indonesia.
“Memasangnya dengan keterbatasan tenaga akan butuhkan waktu yang sangat panjang. Perawatannya juga. Jika alat rusak, maka tak bisa untuk isi bensin. Untuk daerah terpencil bagaimana? Hal ini bisa menimbulkan ketegangan di pompa [SPBU],” ungkap Kurtubi.
Lebih lanjut Kurtubi mengungkapkan jika pemasangan RFID sama dengan upaya pemerintah untuk memata-matai konsumsi BBM di tiap kendaraan. Hal ini bahkan tidak dilakukan di negara komunis.
Imbas dari kebijakan ini adalah kemungkinan dikeluarkannya penjatahan BBM bersubsidi untuk tiap mobil. Menurutnya, hal ini akan memicu kerusuhan sosial, apalagi jika masyarakat memakai kendaraan tersebut untuk mencari nafkah.
Kurtubi juga mensinyalir kebijakan RFID ini beroriantasi proyek dan berharap masyarakat untuk lebih bijak saat kendaraannya akan dipasangi RFID. Menurutnya, masyarakat berhak menolak pemasangan RFID di kendaraan mereka.