SOLOPOS.COM - Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum Sragen, Minggu (24/11/2013), pascadibakar massa. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SRAGEN – Padepokan Bumi Arum, Bedowo, Sragen, Sabtu (23/11/2013) habis dibakar massa. Suasana Bedowo hingga Minggu (24/11/2013) dini hari mencekam.
Menurut keterangan sejumlah warga, pemicu pembakaran padepokan itu karena polisi memaksa membawa pergi seorang warga, Triyono. Kapolres Sragen, AKPB Dhani Hernando membenarkan pemicu pembakaran padepokan karena polisi akan menangkap tersangka.
Triyono saat dikonfirmasi membenarkan adanya pemaksaan terhadap dirinya oleh sejumlah orang yang diduga aparat.
“Saya tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba ada sekitar empat orang polisi yang memaksa membawa saya. Waktu itu saya tidak memakai kaos waktu itu kotor sekali diajak langsung diseret di tengah rumah saya dilantai diseret-seret sama polisi. Kaki saya sama tangan saya dipegang sama polisi diangkat langsung saya berontak minta tolong warga dan orangtua,” ungkap dia, Sabtu malam.
Selang beberapa saat, lanjutnya, warga mulai berdatangan. “Kemudian warga datang akhirnya polisi itu kabur. Waktu penangkapan tidak menunjukkan surat apa-apa,” terangnya.
Sementara salah satu perwakilan pendamping warga dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Hendro Sudarsono, mengatakan pihaknya segera melakukan investigasi kepada Triyono.
“Kedatangan kami mau mengklarifikasi terhadap saksi yang diseret itu. Apakah itu benar dari aparat, apakah ada surat tugasnya atau tidak dan ini kami kumpulkan dulu,” urai Pelaksana Humas LUIS tersebut.
Setelah data terkumpul, lanjut Hendro, pihaknya bakal mengambil sikap. “Setelah data kami kumpulkan, akan kami sikapi pada titik mana yang itu tidak tepat terhadap pendekatan warga,” jelasnya.