Jogja
Minggu, 24 November 2013 - 15:27 WIB

GUNUNG BERAPI : Waspadai Gunung Tipe B

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Sinabung (Dok/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, JOGJA-Pakar Kegunungapian dari Universitas Gadjah Mada Agung Harijoko mengatakan, ada tiga tipe kondisi gunung berapi di Indonesia. Mulai tipe A, B dan C.

Tipe A merupakan kelompok gunung berapi yang masih aktif dan menunjukkan gejala erupsi. Misalnya, gunung Merapi, Semeru, Dieng dan Bromo. Adapun tipe B, merupakan kelompok gunung berapi yang tidak menunjukkan gejala erupsi tetapi perlu diwaspadai oleh masyarakat di sekitar gunung tersebut. “Jadi, ini bukan untuk menakut-nakuti tetapi lebih pada membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat di sekitar gunung tersebut,” ujar Agung kepada Harianjogja.com, Sabtu (23/11/2013).

Advertisement

Dosen Tekhnik Geologi UGM itu mengatakan, erupsi kelompok gunung tipe B tersebut tidak hanya terjadi 10 hingga 100 tahun sekali. Namun bisa mengalami erupsi 400 tahun sekali. Artinya, untuk mendeteksi kapan erupsi gunung berapi tipe B erupsi sulit dilakukan. Sialnya, kelompok gunung tipe B itu di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan tersebar hampir di semua daerah.

“Gunung berapi yang masuk katagori tipe B diistilahkan gunung berapi yang tidur. Perlu mewaspadai bila sewaktu-waktu gunung tersebut mengalami gejala erupsi,” tegasnya.

Dia menyontohkan letusan Gunung Sinabung yang masuk tipe gunung berapi B. Sinabung, katanya, diperkirakan pernah meletus sekitar 400 tahun lalu. Namun, karena faktor budaya tutur masyarakat Indonesia, kejadian tersebut tidak tercatat.

Advertisement

“Sekitar 2010, Sinabung mulai mengalami gejala erupsi. Kegempaan dan gejala vulkanik lainnya memperlihatkan adanya kelainan. Sistemiknya meningkat hingga terjadi erupsi kemarin dan dianggap itu kecolongan,” ujarnya.

Selama ini, kata Agung, gunung-gunung tipe B tidak dilengkapi dengan pos pengamatan. Pemerintah hanya memprioritaskan pos pengamatan pada gunung-gunung berapi tipe A. Karena fenomena bangun tidurnya gunung-gunung berapi tipe B akhir-akhir ini, dia mendesak agar pos pengamatan dan sarana prasarananya juga dibangun di gunung-gunung tipe B.

“Persoalan ini lebih pada strategi dari pemerintah untuk meningkatkan mitigasi bencana sebab tidak ada gardu pengamatan, termasuk di Sinabung,” kata Agung.

Advertisement

Sekadar diketahui, pada 2010 lalu, sejumlah gunung berapi di Indonesia menjadi sorotan. Pasalnya, aktifitas gunung-gunung tersebut mengalami peningkatan. Ada 68 gunung yang dipantau ‘menggeliat’ di Indonesia. Ke semua gunung tersebut memiliki dapur magma. Salah satunya yang mengalami erupsi adalah Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Gunung berapi yang akan meletus, umumnya didahului sejumlah petanda. Misalnya, suhu di sekitar gunung naik, mata air menjadi kering, sering terdengar suara gemuruh dan terkadang disertai getaran (gempa).

Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, gunung api yang berstatus di atas normal saat itu sebanyak 18 gunung. Misalnya, gunung Seulawah Agam (NAD), Talang (Sumatra Barat), Kaba (Bengkulu), Kerinci (Jambi), Anak krakatau (Lampung), Papandayan (Jawa Barat), Slamet (Jawa Tengah), Bromo (Jawa Timur), Semeru (Jawa Timur), Batur (Bali), Rinjani (NTB), Rokatenda (NTT), Sangeang Api (NTB), Egon (NTT), Soputan (Sulawesi Utara), Lokon (Sulawesi Utara), Gamalama (Maluku Utara)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif