Jogja
Kamis, 21 November 2013 - 17:45 WIB

Siswa SMA Kolese De Britto dan Stella Duce 2 Kritisi Pemerintah Lewat Teater

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi teater (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA–Kelompok teater siswa Geng Tengkorak dari SMA Kolese De Britto bersama Teater Stero dari SMA Stella Duce 2, akan menggelar pentas teater berjudul Minak Jinggo Menggugat.

Lakon ini bakal dipentaskan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jl Sriwedani, Minggu (24/11/2013). Pergelaran berdurasi 120 menit ini akan dimainkan sekitar 60 pemain.

Advertisement

Very Adrian, Art Director Minak Jinggo Menggugat mengungkapkan, kendati cerita yang diangkat berasal dari cerita rakyat bersetting kerajaan Majapahit, tidak lantas membuat pemain terpaku dengan naskah asli.

Sebaliknya, pemain justru berimprovisasi dengan memasukkan dialog-dialog terkini yang tengah hangat dan menjadi topik utama dalam pemberitaan di media.

Advertisement

Sebaliknya, pemain justru berimprovisasi dengan memasukkan dialog-dialog terkini yang tengah hangat dan menjadi topik utama dalam pemberitaan di media.

“Kami akan singgung kasus korupsi yang terus muncul belakangan ini seperti kasus yang menimpa Akil Muchtar,” katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (20/11/2013).

Menurut Very, para pemain sengaja melakukan hal itu karena para pemain menginginkan pergelaran ini menjadi sebuah upaya penyampaian uneg-uneg karena selama ini miris saat melihat banyaknya kasus korupsi yang terjadi.

Advertisement

“Karena mereka ini akan menjadi penerus bangsa tapi kenapa pejabat selalu memberikan contoh yang tidak baik,” ujarnya.

Namun dalam pergelaran nanti, Very menyebut jika pemain tidak akan berkesan menggurui. Sebaliknya, mereka akan melontarkan dengan gaya khas ala “sampakan” yakni melontarkan kritik dengan candaaan. “Kami kritis tapi tidak ceriwis,” bebernya.

Lakon Minak Jinggo Menggugat mengisahkan kekisruhan yang terjadi di kerajaan Majapahit, saat Kebo Marcuet terus merongrong kedaulatan Majapahit.

Advertisement

Tidak tahan dengan tingkah polah tersebut, Ratu Ayu Kencana Wungu, Raja Majapahit lantas mengadakan sebuah sayembara. Ia bakal memberikan kerajaan Blambangan (kerajaan kecil yang masuk wilayah Majapahit) dan ia akan menjadikan suami yang mampu mengalahkan Kebo Marcuet.

Puluhan pendekar yang mengikuti sayembara itu tidak ada yang berhasil hingga akhirnya datanglah pria gagah perkasa dan tampan bernama Jaka Umbaran yang akhirnya mengalahkan Kebo Marcuet.

Jaka Umbaran pun mendapatkan kerajaan Blambangan sekaligus bergelar Minak Djinggo. Namun sayang, Ratu Ayu Kencana Wungu enggan menikah dengan Jaka Umbaran karena wajah Jaka yang buruk seusai berperang dengan Kebo Marcuet.

Advertisement

“Seperti Minak Jinggo yang menagih Janji. Para pemain pun menagih janji apa yang sudah dilakukan pemerintah terhadap rakyat,” imbuh Very.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif