Lifestyle
Kamis, 21 November 2013 - 15:00 WIB

Pendonor Meningkat, Stok Darah Tetap Kurang

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi menyumbang darah

Harianjogja.com, SLEMAN-Kesadaran masyarakat untuk menjadi pendonor darah tetap mulai mengalami kemajuan. Meski begitu, kebutuhan darah tetap belum terpenuhi.

Di RSUP Sardjito misalnya, dalam satu bulan membutuhkan setidaknya rata-rata 2.500 kantong darah. Sayangnya, rumah sakit pelat merah tersebut hanya mampu menyediakan kantong darah sebanyak 1.500 hingga 1.600 kantong darah hasil dari para pendonor. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 1.000 kantong darah setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan darah di rumah sakit tersebut.

Advertisement

“Kebutuhan darah di Sardjito sebulan rata-rata 2.500 kantong. Tapi, kami hanya bisa memenuhi kebutuhkan sekitar 1.500 kantong . Artinya, kalau stok darah kosong orang yang membutuhkan tetap mencari di luar rumah sakit atau dari donor pengganti,” kata Mohammad Rizki Tenaga Kesehatan RSUP Sardjito,  di sela-sela aksi Donor Darah memperingati Hari Kesehatan Nasional, di RSUP Sardjito, Kamis (21/11/2013).

Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjutnya, aksi donor darah perlu terus disosialisasikan. Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan aksi donor darah secara rutin dengan sejumlah fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM) seperti Fakultas Kedokteran dan Teknik UGM.

“Ya, secara berkala setiap triwulan kami melakukan aksi donor darah melibatkan mahasiswa, dosen, karyawan. Itu dilakukan sejak 2011 lalu. Meski jumlah yang dihasilkan rata-rata 70 kantong itu sangat membantu,” ujarnya.

Advertisement

Untuk memaksimalkan sumbangan kantong darah dari civitas akademika UGM, pihaknya berencana untuk menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan pihak rektorat agar pelaksanaan donor darah bisa lebih maksimal di setiap fakultas. “Sebenarnya, di UGM banyak potensi pendonor yang bisa digarap. Sebab, kami baru melaksanakan aksi sosial ini di dua fakultas. Padahal, UGM memiliki banyak fakultas,” katanya.

Staf Teknis Pranata Transfrusi Darah, Unit Pelayanan Transfusi darah RSUP Sardjito Saifuddin mengatakan, ada peningkatan sekitar 10% jumlah pendonor tetap di RSUP Sardjito. Selain tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjadi pendonor, peningkatan jumlah tersebut dikarenakan adanya sosialisasi massif terkait pentingnya donor darah.

“Sebelumnya, pendonor darah tetap yang kami miliki sekitar 1.300 hingga 1.400 pendonor. Saat ini, jumlahnya sekitar 1.600 pendonor tetap. Saya nilai kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi,” ujar Saifuddin.

Advertisement

Pihaknya membatasi usia pendonor darah tetap di atas 17 tahun. Adapun usia maksimal adalah 60 tahun. Meski begitu, setiap darah yang didonorkan tetap melewati seleksi kesehatan dan discreening agar darah yang akan didonorkan memenuhi syarat. Para pendonor juga dibekali kartu members sehingga bisa bisa dimonitor aksi donor darahnya tiga bulan sekali.

“Pendonor usia di atas 60 tahun sebenarnya masih bisa, tapi tetap harus melewati persyaratan sebagai pendonor tetap. Kami juga mengajak komunintas pendonor darah dengan cara menginformasikan kegiatan donor darah melalui SMS,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif