Soloraya
Rabu, 20 November 2013 - 10:40 WIB

"Masyarakat Lereng Merapi Lebih Sigap Hadapi Bencana"

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (Dok/JIBI/Solopos)

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menilai masyarakat yang bermukim di kawasan lereng Gunung Merapi kini lebih siap dan sigap dalam menghadapi bencana berkaitan dengan aktivitas gunung tersebut.

Advertisement

Ganjar juga melirik keberadaan radio komunitas yang dianggap sebagai unsur penting dalam penyebaran informasi tentang penanganan bencana.

“Saat ini masyarakat sudah sigap terhadap bencana, termasuk di kawasan lereng Gunung Merapi ini. Di level desa, masyarakatnya sudah mengerti mitigasi bencana. Dan untuk radio komunitas, saya merespons positif. Keberadaannya sudah cukup bagus terutama untuk menyebarkan informasi dan mendukung penanganan bencana,” ujar Ganjar ketika meninjau kesiapan masyarakat dalam penanggulangan bencana pascaletusan Gunung Merapi di Dusun Kuncen, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Selasa (19/11/2013).

Ganjar berharap radio komunitas yang salah satunya didirikan di Desa Samiran tersebut dapat juga dikembangkan di kawasan lain. Sebab menurut dia, fungsinya efektif dan cepat dalam menyebarkan informasi. Pada saat yang sama, masyarakat di lereng Merapi diminta terus memantau radio komunitas, terutama saat terjadi bencana.

Advertisement

Ganjar juga menegaskan Pemerintah Provinsi Jateng saat ini siap dalam penanganan dan penanggulangan berbagai jenis bencana di sejumlah daerah rawan di wilayah tersebut. Di samping itu, Pemkab dan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) juga telah menyiapkan upaya penanganan, sehingga semua elemen yang ada dapat bersinergi ketika terjadi bencana.

“Dengan sinergi ini, kerja tim SAR sebagai penyelamat menjadi lebih mudah. Dengan demikian, jatuhnya korban jiwa dapat dicegah bahkan dieliminasi,” tandasnya.

Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, mengatakan, respons masyarakat saat Merapi meletus kini dinilai cukup bagus. Mereka langsung bereaksi untuk menyelamatkan diri ke titik-titik pengungsian yang telah ditentukan. “Sekarang masyarakat sudah langsung reaktif untuk menyelamatkan diri ke titik-titik pengungsian,” kata Sarwa.

Advertisement

Dengan demikian, upaya edukasi dan pelatihan yang diberikan dinilai cukup berhasil. Pihaknya juga akan mengembangkan bentuk komunitas masyarakat di sekitar lereng Merapi sebagai bagian dalam penanganan bencana. Seperti di Magelang yang kini telah terbentuk sekitar 70 komunitas. Sehingga ketika terjadi erupsi, mereka langsung menuju titik kumpul guna diselamatkan.

Terpisah, Ketua Tim SAR Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan, jalur pendakian Merapi diharapkan ditutup pascaletusan, Senin (18/11/2013) lalu. Sebab jalur pendakian dinilai cukup membahayakan dan tidak seperti dulu lagi. “Namun yang memiliki kewenangan ditutup atau tidak adalah Balai Taman Nasional Gunung Merapi,” terang Yoyok, sapaan akrabnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif