Gedhadhe-dab
Senin, 18 November 2013 - 12:17 WIB

GEDHADHE DAB : Dikira Peserta Lomba

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilusrasi Gedhadhe Dab (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Lady Cempluk adalah seorang guru di sebuah SMA di Bantul. Beberapa waktu lalu, sekolah Lady Cempluk mengikuti lomba cerdas cermat antar-SMA se Jateng dan DIY yang diadakan oleh salah satu PTN di Jogja. Ndilalah Cempluk kedapatan tugas untuk mendampingi murid- murid yang lomba.

Pas hari-H, Cempluk beserta tiga siswanya diantar sopir sekolah menuju ke tempat lomba. Sesampainya di sana, mereka registrasi dan mengisi daftar hadir.

Advertisement

Namun entah karena grogi atau gugup, Jeng Janeth, salah satu siswanya kebeles pipit alias ingin buang air kecil.
Cempluk pun akhirnya mengantar Janeth ke kamar mandi.

Sambil menunggu Janeth, Cempluk pun baca-baca buku.

“Lagi belajar ya?, dari SMA mana?” tanya John Koplo, salah seorang panitia lomba yang kebetulan lewat sambil pringas-pringis.

Advertisement

“Dari SMA 1 Bantul,” jawab Cempluk sambil ndlongop mendengar ujaran Koplo dan mengernyitkan dahi.

“Bu Cempluk, saya sudah selesai. Maaf nunggu lama”, ungkap Janeth yang keluar dari toilet.

Mendengar jawaban Janeth, Koplo langsung wajahnya berubah warna menjadi memerah.

Advertisement

“Waduh, maaf. Ini bu gurunya ya? Saya kira peserta lomba. Habis bu gurunya masih muda,” ujar Koplo klecam-klecem kisinan.

Sontak saja Jeng Janeth dan Lady Cempluk langsung ngguyu cekikikan. “Yah, beginilah risiko orang awet muda”, batin Cempluk dalam hati sambil mesam-mesem.

Kutsiyanto
Demangan Jogja

Advertisement
Kata Kunci : GEDHADHE DAB Harian Jogja
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif