Soloraya
Minggu, 17 November 2013 - 13:42 WIB

PRODUKSI GABAH : Tantangan Produksi GKG Saat Lahan Hijau Menyempit

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menjemur Gabah (Dok/JIBI/Solopos)

Menjemur Gabah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dunia pertanian di Sukoharjo mendapatkan tantangan untuk memproduksi gabah kering giling (GKG) dengan jumlah tinggi setiap tahun. Padahal, luas lahan hijau yang diperuntukkan semakin berkurang seiring dengan kebijakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang mengubahnya menjadi lahan kuning atau merah.

Advertisement

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Sukoharjo, Proboningsih, ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Sabtu (16/11/2013), mengatakan pada 2012, terdapat 52.041 hektare lahan yang menghasilkan 346.039 ton GKG.  Sedangkan pada 2013, lahan sasaran panen mencapai luas 43.436 hektare dengan target produksi padi sebanyak 293.046 ton GKG.

“Sasaran itu dibuat oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Tetapi memang ada tawar menawar antara provinsi dengan kabupaten. Tantangannya, kami harus mengupayakan produktifitas hasil pertanian, khususnya padi,” terangnya.

Ia mengatakan produksi gabah tiap tahun berbeda. Hal itu terjadi lantaran masa tanam padi yang dilakukan petani tak tentu. “Padi yang ditanam September akan dipanen Desember sehingga hasil panen ikut tahun berjalan. Tapi padi yang ditanam setelah bulan itu akan panen pada awal tahun sehingga penghitungannya masuk tahun selanjutnya,” jelas dia.

Advertisement

Terkait produktifitas gabah, menurutnya sudah terjadi peningkatan berarti dibanding tahun sebelumnya. Jika pada 2012 rata-rata prpoduksi GKG sebanyak 66,49 kuintal/hektare, data sementara 2013 sudah mencapai 75,24 kuintal/hektare. “Rencana produktifitas 2013 sebanyak 67,47 kuintal/hektare. Realisasi lapangan lebih besar dibanding rencana,” kata dia.

Ia menambahkan, pada 2014, Dinas Pertanian Sukoharjo sudah merencanakan luas lahan pertanian padi seluas 48.782 hektare. Sementara rencana produksi ditarget 329.425 ton GKG. “Produksi harus maksimal.  Sebenarnya jangan sampai ada alih fungsi lahan. Tetapi karena ada kebijakan RTRW, kami menyesuaikan,” pungkas dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif