Soloraya
Sabtu, 16 November 2013 - 03:58 WIB

PENYAKIT MENULAR : Demam Berdarah Serang 20 Orang di Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nyamuk demam berdarah (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI--Gejala awal penyakit demam berdarah dengue (DD) atau yang dikenal dengan nama demam dengue (DD) mulai bermunculan dan dilaporkan diderita sedikitnya 20 orang warga Wonogiri.

Berdasarkan surat keterangan dari rumah sakit (KDRS) yang diterima Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, 20-an penderita DB itu tersebar merata, bukan hanya di kecamatan endemis DBD. Data tersebut dihimpun sejak akhir Oktober sampai awal November tahun ini. “Kalau penderita DBD yang dilaporkan masih tetap 37 orang, terakhir awal Oktober. Tapi untuk DD, yang ditandai badan panas secara tiba-tiba, kami mendapat data ada 20 orang lebih yang mengalami. Dan ini sudah dalam taraf perlu diwaspadai,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Suprio Heriyanto, mewakili Kepala DKK Wonogiri, Widodo, saat dihubungi solopos.com, Jumat (15/11/2013).

Advertisement

Menurut Suprio, mulai banyaknya warga yang mengalami DD merupakan indikasi bahwa vektor atau nyamuk pembawa penyakit DBD mulai berkembang. Bisa jadi 20-an orang tersebut sudah digigit nyamuk pembawa DBD, namun hanya mengalami DD dan tidak sampai DBD karena kondisi tubuhnya prima. Padahal, memasuki peralihan musim seperti saat ini, ketahanan tubuh seseorang biasanya menurun. Untuk itu, dia menegaskan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran penyakit DBD perlu ditingkatkan.

Di sisi lain, data KDRS yang menyebut 20-an orang mengalami DD itu semakin dirasa mengkhawatirkan sebab penderita berasal pula dari beberapa kecamatan yang bukan endemis DBD. Seperti diberitakan sebelumnya, ada delapan kecamatan se-Kabupaten Wonogiri yang masuk kategori endemis DBD. Delapan kecamatan itu adalah Selogiri, Wonogiri, Ngadirojo, Baturetno, Wuryantoro, Pracimantoro, Jatisrono, dan Purwantoro.

“Jadi yang terjadi sekarang rupanya vektor atau si nyamuk penyebar penyakit ini sudah masuk juga ke kecamatan di luar endemis DBD. Ini perlu diwaspadai,” imbuhnya.
Sebagai bentuk kewaspadaan yang serius, Suprio mengaku saat ini tengah menyiapkan surat edaran berisi kewaspadaan pada DBD. Surat edaran yang bakal disampaikan ke semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan kecamatan tersebut saat ini dalam proses menunggu persetujuan Bupati Wonogiri.

Advertisement

Dalam surat itu, pihaknya mengingatkan seluruh masyarakat untuk mulai giat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain menyiapkan surat edaran, DKK juga telah menyiapkan dana khusus untuk biaya fogging jika dibutuhkan, senilai Rp20 juta.

Sementara itu, meski belum menerima surat edaran kewaspadaan DBD, pihak Kecamatan Selogiri sudah mengawali dengan membuat surat edaran kepada seluruh desa/kelurahan di wilayah kecamatan tersebut agar mewaspadai kemungkinan masuknya penyakit DBD. Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat ditemui solopos.com, di kecamatan setempat, Jumat, mengakui sebagai daerah perbatasan, warga Selogiri rawan terjangkiti DBD.

Selain itu, selama bertahun-tahun, di kecamatan ini juga selalu ada kasus DBD. Untuk itu, tanpa menunggu instruksi dari Pemkab, pihaknya berinisiatif membuat surat edaran berisi kewaspadaan terhadap DBD.

Advertisement

“Sudah kami edarkan surat untuk desa dan kelurahan agar mulai menggiatkan PSN. Ya bagaimana pun juga kami menyadari Kecamatan Selogiri selain merupakan daerah endemis DBD, juga adalah daerah perbatasan yang rawan mendapat penyakit dari luar wilayah,” ungkap Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif