Soloraya
Jumat, 15 November 2013 - 00:30 WIB

ALIRAN SESAT SRAGEN : Pemilik Padepokan Bumi Arum Laporkan Ketua LUIS

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga membongkar papan nama yang diduga mengajarkan aliran sesat (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Tudingan aliran sesat yang ditujukan ke Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, Sragen memasuki babak baru. Pemilik Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum di  Dukuh Bedowo RT 002, Desa Jetak, Kecamaran Sidoharjo, Anto Miharjo alias Gus Anto melaporkan Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Edi Lukito ke Polres Sragen, Rabu (13/11/2013).

Edi diduga sebagai motor perusakan bagian bangunan Padepokan Bumi Arum yang mengakibatkan Anto mengalami kerugian Rp2 miliar.

Advertisement

Berdasarkan keterangan  yang dihimpun Solopos.com dari aparat di Mapolres Sragen, Kamis (14/11), Anto mempermasalahkan  penggempuran bangunan pasujudan yang dilakukan tanpa seizin dirinya.

Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Sragen, AKP Sri Wahyuni, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, Kamis, mengatakan dalam laporannya Anto menjelaskan pada Jumat (4/10) sekitar  pukul 11.00 WIB, terjadi tindak pidana perusakan barang.

Saat itu, Anto yang berada di rumah salah satu Ketua Rukun Tetangga (RT) di Dukuh Bedowo, dipaksa menggempur atau merusak bagian bangunan padepokan secara simbolis. Hal itu terjadi setelah dialog terkait kegiatan di padepokan itu tak menemukan jalan keluar.

Advertisement

Perusakan Tembok
Dalam laporannya Anto juga menyinggung perusakan tembok pagar padepokan yang dilakukan orang yang tak dia ketahui identitasnya. Perusakan tembok terjadi pada Minggu (10/11).

Pagar yang terbuat dari batu bata itu dicoret-coret dengan tulisan tak beraturan dan dilubangi dengan diameter sekitar satu meter di  47 bagian tembok.

Perusakan dengan cara melubangi pagar tembok setinggi 2,5 meter itu mencakup tembok di sebelah barat dan utara dekat pintu masuk.

Advertisement

Selain dilubangi, pagar tembok itu juga menjadi sasaran vandalisme dengan berbagai tulisan yang berisi kekecewaan, seperti menuding pemerintah tidak tegas dan menyatakan aktivitas di padepokan itu beraliran sesat sehingga harus dihancurkan.

Pelaksana Humas LUIS, Endro Sudarsono, saat dihubungi Espos, Kamis, mengatakan pihaknya menunggu panggilan dari Polres Sragen. Ia mengatakan penggempuran bagian bangunan padepokan secara simbolis pada Jumat (4/10) lalu dilakukan secara sadar oleh Anto yang dilanjutkan oleh warga sepengetahuan sejumlah pejabat di Kabupaten Sragen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif