Soloraya
Kamis, 14 November 2013 - 11:34 WIB

RELOKASI PEMKAB BOYOLALI : Seno Bantah Sistem Drainase Buruk

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Talut di kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali di Kemiri, Mojosongo, ambrol di lima titik. (Dok/JIBI/Solopos)


Talut di kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali di Kemiri, Mojosongo, ambrol di lima titik. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI— Bupati Boyolali, Seno Samodro, meminta warga tak khawatir terhadap insiden ambrolnya talut di limat titik kompleks perkantoran baru Pemkab Boyolali lantaran bangunan tersebut masih menjadi tanggung jawab kontraktor.

Advertisement

Dia membantah insiden tersebut sebagai parameter buruknya sistem drainase di kompleks itu. Seno mengaku telah memanggil kontraktor terkait dan mengevaluasi pekerjaan.

“Menurut saya, sebut saja itu bencana skala kecil. Ada talut jebol hampir 50 meter. Kami prihatin, tapi masih tanggung jawab kontraktor. Saya kira tak perlu diributkan. Kotraktor sudah dipanggil, dia berjanji memperbaiki, iya [diberi warning]. Jadi semula untung jadi buntung karena itu bagian [tanggung jawab sesuai] kontrak,” terang Seno saat ditemui Solopos.com di Karangduren, Kecamatan Sawit, Boyolali, Rabu (13/11).

Melihat insiden ambrolnya talut, Senin (11/11/2013) itu, Seno membantah kejadian itu akibat buruknya sistem drainase. Dia menjelaskan kejadian itu akibat masih labilnya tanah di sana. “Tanah itu kan uruk, masih agak sedikit labil. Dua sampai tiga tahun lagi stabil,” imbuhnya.

Advertisement

Dia juga membantah labilnya tanah di sana sebagai akibat tergesa-gesanya persiapan proyek. Proses pemadatan tanah dikatakannya sudah disesuaikan dengan rancangan. “Dulu sudah kami ratakan dengan stoomwals delapan ton. Menurut ahli sipil [karena guyuran hujan] daya desak menjadi tiga kali lipat. Tapi secara konstruksi nanti diperbanyak lubang [untuk sistem drainase],” tandasnya.

Tak Ada Permainan

Saat itu, Seno pun menanggapi pertanyaan Solopos.com mengenai tudingan sejumlah pihak terkait kongkalikong pemenangan tender proyek relokasi tersebut. “Kasus seperti itu pernah dipersidangkan di beberapa kabupaten kota. Intinya kesalahan teknologi itu tak bisa menyalahkan PPK atau PPKom, apalagi bupatinya,” tegasnya.

Advertisement

Bupati pun menjamin tak ada permainan dalam proses pemenangan lelang lewat manipulasi bandwidth pada sistem online atau e-proc. Alih-alih, Seno menyindir permasalahan leletnya jaringan online dalam pelelangan sistem tersebut terjadi di daerah lain.

“Saya dengar dari kanan kiri seperti itu, jadi yang menginduk dari Semarang. Tapi di Boyolali sudah punya ULP sendiri, itu yang membuar berbeda. Mudah-mudahan tahun depan 100 persen lelang bisa lewat e-proc, kecuali di bawah Rp200 juta, karena kita menggunakan bandwidth sendiri,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya,  Wakil DPRD Boyolali, Fuadi, menuding insiden tersebut menjadi salah satu indikasi tak sesuainya pembangunan di Kemiri dengan bestek. Sementara talut ambrol antara lain terjadi di belakang dan samping kiri gedung DPRD dan depan Kantor Dispendukcapil.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif