Soloraya
Kamis, 14 November 2013 - 22:30 WIB

PENERTIBAN WARNET : Mayoritas Warnet Wonogiri Tak Berizin

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim gabungan pembinaan warnet dan game online saat berdiskusi dengan pemilik warnet di Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kamis (14/11/2013). Pembinaan ini adalah upaya Pemkab Wonogiri untuk menekan dampak buruk maraknya warnet dan game online yang sempat dikeluhkan masyarakat. (Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI–Tim gabungan yang melakukan pembinaan warung internet (warnet) dan game online, Kamis (14/11/2013), menemukan bahwa semua warnet yang didatangi tim tidak mengantongi rekomendasi dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri.

Kamis itu, tim yang terdiri atas Dishubkominfo, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) melakukan pembinaan pada tujuh warnet dengan cara mendatangi langsung lokasi. Tujuh lokasi tersebar di pusat kota Kabupaten Wonogiri, seperti di Kelurahan Giritirto tepatnya belakang Kodim Wonogiri, kawasan Gudang Seng, sebelah barat Terminal Angkuta Wonogiri, dan seputar Pokoh.

Advertisement

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pos dan Telekomunikasi, Tarjo, yang ikut dalam pembinaan, ketujuh warnet yang didatangi tim belum memiliki izin usaha. Banyak alasan yang dikemukakan pemilik usaha soal perizinan itu, mulai dari baru sempat mengurus, tidak tahu caranya, sampai alasan ekonomi.

“Dari tujuh warnet dan game online yang didatangi tim, tidak ada yang punya izin atau rekomendasi Dishubkominfo. Ya kami jelaskan bahwa izin itu perlu, salah satunya untuk pembinaan, jadi dinas dan pemilik usaha bisa sama-sama mencegah hal buruk terjadi,” terang Tarjo, saat dihubungi Solopos.com, seusai pembinaan, Kamis.

Selain soal perizinan, pihaknya juga mengingatkan para pemilik usaha warnet soal pentingnya melakukan pembatasan jam khusus untuk melindungi anak-anak sekolah dari dampak buruk internet dan game online.

Advertisement

Selama ini, Tarjo menyebut ada anak usia sekolah yang harus ke warnet pada malam hari untuk mengerjakan tugas sekolah secara kelompok yang hasilnya harus dikirim melalui internet. Untuk itu, para pemilik warnet diminta ikut mengawasi dan mencegah anak sekolah melakukan hal yang tidak perlu di luar mengerjakan tugas sekolah.

Dia menambahkan model pembinaan semacam itu akan kembali dilaksanakan lain waktu. Hanya saja, Tarjo tidak menyebut kapan waktu pembinaan selanjutnya bakal dilaksanakan. “Yang jelas akan dilakukan lagi, karena efeknya memang jelas. Tapi kapan, tim akan berembuk dulu,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif