Jogja
Rabu, 13 November 2013 - 17:15 WIB

Bau Busuk, Ratusan Siswa Tidak Konsentrasi Belajar

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tumpukan daun jati yang sudah difermentasi untuk menjadi pupuk organik di Dusun Plembutan, Desa Plembutan, Rabu (1113/11/2013). Pabrik tersebut yang dikeluhkan siswa SMAN I Playen yang berdampingan dengan pabrik. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Negeri (SMAN) I Playen mengeluhkan bau busuk dari pabrik pupuk organik di samping sekolah mereka. Akibatnya, siswa maupun guru setempat tidak bisa konsentrasi dalam kegiatan belajar-mengajar.

Yunanda, salah satu siswa kelas XI menuturkan, hampir setiap hari dirinya menghirup udara tidak sehat karena bau yang tidak sedap yang ditimbulkan dari pabrik pengolahan daun jati untuk pupuk tanaman tersebut. “Baunya sangat menyengat, terutama kalau jam pelajaran siang, kami harus tutup hidung,” ucapnya, saat ditemui Harian Jogja di sekolahnya, Rabu (13/11/2013).

Advertisement

Yunanda mengaku dirinya sangat terganggu dengan kondisi bau tidak sedap tersebut karena mengganggu konsentrasi belajar. Dia berharap pemilik pabrik mempedulikan siswa yang sedang belajar.

Kepala Sekolah SMAN I Playen Tiya mengungkapkan, akibat bau busuk tersebut, siswa sempat akan melakukan unjuk rasa ke pabrik. Namun Tiya mencegahnya, akhirnya sekolah melayangkan keluhan secara tertulis maupun lisan kepada pemilik pabrik. “Sampai sekarang masih tetap bau. Terutama saat turun hujan,” kata dia.

Tiya mengaku dirinya tidak menuntut pabrik ditutup karena banyak warga setempat yang menggantungkan hidup dari pabrik tersebut. Hanya, dia meminta pemilik pabrik untuk mencari solusi agar proses pembuatan pupuk tidak menimbulkan bau menyengat. “Kami juga sudah menyampaikan keluhan bau ini ke Dinas Pendidikan dan Olahraga,” tandas Tiya.

Advertisement

Kepala Bagian Produksi Pabrik Pupuk Organik Bambung menyatakan, sudah berupaya dengan berbagai cara agar proses fermentasi dari daun jati tidak menimbulkan bau, mulai dari membuat pagar di sekeliling pabrik sampai mengganti cairan tetes pencampur pupuk. “Kalau masih tetap bau kami tidak tahu caranya harus bagaimana,” ujar Bambung.

Pabrik pupuk organik yang terletak di Dusun Plembutan, Desa Plembutan, Kecamatan Playen itu sudah 5 tahun berdiri. Pabrik tersebut setiap bulan mengekspor 3-5 kontainer hasil olahan daun jati ke Jepang. Menurut Bambung, pabriknya menampung 34 karyawan, semuanya warga Plembutan. Pabriknya juga sudah memiliki izin HO dari Pemkab.

Kasus serupa juga sebelumnya pernah terjadi di Dusun Teguhan, Desa Banaran, Kecamatan Playen. Puluhan siswa SD Negeri Teguhan harus menutup hidung dengan masker karena mencium bau busuk dari pabrik pupuk organik olahan daun jati. Keluhan siswa SD ini langsung ditindaklanjuti dengan penutupan pabrik karena pabrik milik Arya Handaru Perdana itu belum memiliki izin.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif