Soloraya
Selasa, 12 November 2013 - 03:30 WIB

SMK Pancasila 1 Wonogiri Ultah, Pentas Band Meriah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan pelajar SMK Pancasila 1 Wonogiri berjoget di halaman sekolah saat merayakan HUT ke-48 sekolah setempat. Foto diambil Minggu (10/11/2013). (Trianto H Suryono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI – SMK Pancasila 1 Wonogiri, Minggu (10/11/2013) menggelar Ultah. Suara gitar yang diimbangi dengan bunyi drum menjadi magnet ratusan pelajar SMK Pancasila 1 Wonogiri yang berdiri di pinggir halaman sekolah. Udara panas tak dihiraukan oleh pelajar. Mereka berjoget dan berjingkrak-jingkrak mengikuti irama yang ditampilkan oleh pemusik, Mingu (10/11/2013).

Pintu gerbang sekolah hanya dibuka sebagian dan dijaga oleh panitia yang terdiri atas pengurus OSIS setempat. Tas bawaan pelajar diperiksa satu per satu. Kepala SMK Pancasila 1 Wonogiri, Joko Purwanto, pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui bawaan anak didik. “Jika ada yang kedapatan membawa miras, batu atau apapun yang memicu kerawanan tas-tas tersebut diamankan. Perayaan ulang tahun berisi suka ria bukan sebaliknya baku hantam, berkelahi dan sebagainya,” ujarnya.

Advertisement

Joko menjelaskan, HUT ke-48 SMK Pancasila 1 sengaja digelar berbarengan dengan Hari Pahlawan. “Ulang tahun sekolah mestinya Agustus lalu namun berbarengan dengan puasa Ramadan maka diundur November. Selain pentas musik juga dilaksanakan jelan sehat, donor darah dan bakti sosial. Dipilihnya Hari Pahlawan dimaksudkan agar siswa meneladani keteladanan pahlawan sehingga belajar dengan tekun dan tidak bolos.”

Diakuinya pentas musik di kalangan sekolah terkadang memicu kerawanan tawuran usai acara. Untuk itu, 15 band lokal Wonogiri tampil bareng di ajang Wonogiri Music # 1 The Great Local Heroes untuk menepis anggapan miring itu. Ke-15 grup band itu memiliki aliran berbeda-beda, mulai dari pop, metal maupun jazz bermain secara bergiliran.

Pecinta musik pun berjoget secara bergantian menikmati alunan irama. Koordinator grup band Wonogiri, Adi Wibowo mengaku grup band asal Wonogiri cukup layak pentas namun nama kota tidak menjual. “Kami prihatin karena grup band asal Wonogiri belum dikenal khalayak. Kami ditawari untuk mengganti nama grup band Sisi Selatan asal Solo bukan Wonogiri agar bisa tampil di Jakarta atau kota-kota lain tetapi kami tidak mau.”

Advertisement

Gitaris band Sisi Selatan ini, tetap memakai nama Wonogiri. Hal sama disampaikan Reza, pianis grup band Oren. Menurut Reza, grup band miliknya sudah sering mengisi pentas-pentas musik di luar Wonogiri. “Grup band kami juga pernah menjadi grup pembuka pentas Shella on 7 tetapi ketika disebut nama daerah pecinta musik ataupun sponsor tak tertarik. Nama Solo, Bandung, Surabaya lebih menjual dibanding Wonogiri.”

Ke-15 grup band itu telah melakukan rekaman walau dengan beaya mandiri. Keduanya menyatakan, menjadi pemusik di Wonogiri belum menghidupi. Karenanya, agar operasional grup tertutup dijuallah suvenir seperti kaus, stiker dan sebagainya. “Ada 30 anggota yang masuk komunitas indie di Wonogiri. Padahal grup band yang digeluti remaja Wonogiri ratusan grup. Kami berharap dari pentas di SMK Pancasila 1 ini akan terbangun komunikasi sehingga bisa pentas setiap saat. Aliran-aliran dalam musik wajar. Karenanya, kedatangan 15 grup band berbeda aliran pentas bareng dalam satu panggung diharapkan mampu membangun solidaritas di antara pencinta musik. Beda aliran musik bukan untuk diadu namun untuk dinikmati demi Indonesia satu.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif