Soloraya
Kamis, 2 Mei 2024 - 12:46 WIB

Pilkada 2024, Ini Harapan Petani Tembakau Boyolali untuk Bupati-Gubernur Baru

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua APTI Boyolali, Nanang Teguh Sambodo, di Sepandan Lor, Desa/Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (30/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali memiliki harapan tinggi kepada Bupati Boyolali hingga Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang menang pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada, November mendatang. Ketua APTI Boyolali, Nanang Teguh Sambodo, mengatakan pemimpin menjadi idaman APTI adalah yang peduli dengan petani tembakau.

“Misal kami difasilitasi, dengan adanya regulasi untuk petani tembakau, kami diajak diskusi bersama. Di situlah nanti kawan-kawan petani tidak terpinggirkan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di acara halalbihalal APTI Boyolali di Dukuh Sepandan Lor, Desa/Kecamatan Selo, Boyolali , Selasa (30/4/2024).

Advertisement

Ia mencontohkan saat harga tembakau jatuh, pemimpin yang diidamkan APTI yakni yang mau mengajak atau diajak diskusi bersama. Begitu juga ketika muncul permasalahan lain yang merugikan petani tembakau.

Nanang mengatakan di antara beberapa calon bupati maupun gubernur yang muncul jelang Pilkada 2024, sudah ada beberapa yang berkomunikasi dengannya sebagai perwakilan petani tembakau di Boyolali.

“Tetapi saya kan tidak bisa sendiri. Saya akan mengajak kawan-kawan di kabupaten dan kecamatan. Nanti baru kalau mereka mau membangun komunikasi, saya tidak sendiri tapi bersama perwakilan teman-teman kecamatan,” kata dia.

Advertisement

Intinya, Nanang mengatakan APTI APTI membutuhkan sosok pemimpin yang mampu melindungi dan mengayomi petani, termasuk petani tembakau.

Ia mengatakan masalah yang dihadapi para petani tembakau di Boyolali saat ini adalah pupuk. Subsidi pupuk ZA dan SP 36 untuk petani tembakau dicabut, sehingga para petani tembakau harus memakai pupuk nonsubsidi.

“Untuk itu kawan-kawan petani tembakau berkomunikasi dengan dinas terkait, agar bantuan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau atau DBHCHT sebagian diberikan untuk kebutuhan petani berupa pupuk,” jelas dia.

Advertisement

Selain itu, Nanang mengatakan DBHCHT juga diberikan kepada petani berupa alat-alat pertanian. Kemudian, masalah kedua yakni hama kera, terutama di daerah dataran tinggi.

Nanang menjelaskan berdasarkan diskusi para petani, APTI Boyolali akan menyampaikan ke instansi terkait agar ada bantuan untuk membantu melindungi tanaman tanpa membunuh hama kera.

Ia menjelaskan daerah yang biasa terkena hama kera yaitu daerah lereng gunung seperti Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Gladagsari, dan Ampel. Hama kera memang tidak memakan tembakau, tapi mereka merusak tanaman dengan mematahkan daunnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif