Soloraya
Senin, 11 November 2013 - 23:30 WIB

52 Kloset Warga Semanggi Solo Terhubunga IPAL Komunal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi IPAL (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di RW 023, Semanggi, Pasar Kliwon, bakal berlanjut. Direncanakan, ada pipanisasi kloset milik warga dihubungkan dengan IPAL itu.

Ketua RT 005/RW 023, Semanggi, Sudrajat, menuturkan sebanyak 52 kloset bakal dihubungkan dengan IPAL tersebut. “Ini yang terhandel baru 52 kloset. Diutamakan warga kurang mampu. Makanya, ada program ini, mereka kami masukkan,” ungkap dia saat ditemui wartawan di IPAL komunal, Senin (11/11/2013).

Advertisement

Sudrajat menegaskan meski proses pembangunan IPAL komunal yang dibiayai melalui dana hibah IUWASH kerja sama dengan Pemkot Solo belum sepenuhnya selesai, namun keberadaan IPAL tersebut cukup diminati warga. Pasalnya, IPAL tersebut memiliki sejumlah kamar mandi yang bisa dimanfaatkan oleh warga.

Sudrajat menerangkan di wilayahnya baru 10% warga yang memiliki toilet. “Keberadan ini sangat diminati warga. Karena baru 10% yang punya WC. Sementara, WC umum di wilayah ini baru ada satu. Khususnya kalau pagi, orang yang biasanya berjubel di sana bisa lari ke sini,” katanya.

Koordinator proyek dari Lembaga Pengambangan Teknologi Pedesaan (LPTP), Rahadi, menyampaikan saat ini proses pembangunan IPAL komunal baru mencapai 75%. “Kurang pipanisasi. Sementara mandek dulu,” jelas dia.

Advertisement

Sementara itu, Koordinator IUWASH wilayah Jawa Tengah, Jefry Budiman, menegaskan saat ini proses pembangunan IPAL tersebut tinggal finishing. “Sekarang sudah berjalan kalu bangunan tinggal finishing. Yang belum terpasang perpipaan. Proses rencana awal sudah selesai, tinggal menunggu belanja pipa,” katanya.

Pihaknya juga merencanakan penyediaan air minum bersih ke rumah-rumah warga melalui konsep master meter. “Untuk air minum dari PDAM yang menyediakan dari situ disalurkan ke rumah-rumah melalui sambungan ke rumah-rumah. Jadi masyarakat tidak perlu bayar satu-satu. Sudah disepakti juga tarif yang diberikan tarif sosial, bukan rumah tangga,” ungkapnya.

Pihaknya menegaskan pengembangan IPAL komunal tersebut tak mandek. “Jadi bukan mandi, kami ada proses perencanaan,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif