News
Minggu, 10 November 2013 - 06:45 WIB

TERMINAL ROTAN TRANGSAN : Investasi Awal Hanya Butuh Rp120 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di Trangsan, Gatak, Sukoharjo (Dok/JIBI/Solopos)


Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di Trangsan, Gatak, Sukoharjo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kebutuhan terminal bahan baku rotan di klaster rotan Trangsan Gatak Sukoharjo dinilai semakin mendesak. Program yang awalnya direncanakan bakal memakan investasi hingga Rp1,2 miliar, akan direalisasikan untuk tahap awal hanya dengan investasi Rp120 juta.

Advertisement

“Mungkin kalau awalnya kami punya bayangan terminal bahan baku rotan itu merupakan sebuah bangunan yang besar dan butuh investasi besar, tahap awal ini kami mulai dulu dalam bentuk gudang, hanya buth Rp120 juta,” kata Ketua Koperasi Trangsan Manungal Jaya, Suparji, saat dihubungi Solopos,com, akhir pekan kemarin.

Seperti diketahui, Koperasi Trangsan Manunggal Jaya adalah koperasi yang menaungi seluruh perajin mebel rotan di klaster rotan Trangsan. Ke depannya, kata Suparji, koperasilah yang akan mengelola terminal bahan baku rotan tersebut. Suparji kembali menegaskan, terminal bahan baku rotan itu merupakan gagasan dari pihak klaster dibantu dengan Bank Indonesia (BI) Solo untuk mengatasi permasalahan pasokan bahan baku yang selama ini sering menjadi kendala para perajin.

Gagasan ini muncul sejak sekitar tahun 2008 lalu, tetapi karena kendala sumber pendanaan, terminal bahan baku rotan tersebut belum terealisasi. Terminal tersebut nantinya akan menampung pasokan bahan baku rotan langsung dari asalnya.

Advertisement

 

“Pekan kemarin kami sudah tanda tangan MoU dengan Palu, dan mereka akan memasok bahan baku rotan ke Trangsan.”

Ketua Klaster Rotan Trangsan, Mujiman, mengatakan terminal bahan bau rotan tersebut direncanakan sudah bisa beroperasi pada akhir Desember tahun ini. Menurutnya, pembukaan terminal bahan baku rotan ini nantinya akan memutus rantai distribusi rotan yang selama ini banyak dikuasai para broker di kota besar seperti Surabaya, Cirebon dan Jakarta.

Advertisement

Suparji kembali menambahkan, dengan nilai investasi Rp120 juta, klaster akan membuka sebuah gudang yang luasnya sekitar 150 meter persegi. Menurutnya, gudang seluas ini nanti bisa menampung sekitar 100 ton bahan baku rotan. Untuk periode tertentu, stok 100 ton bahan baku rotan ini bisa memenuhi kebutuhan para perajin. “Yang kami pakai ini juga gudang masih sewa. Kami didorong oleh BI agar fungsi terminal ini bisa jalan terlebih dahulu, mematangkan pasar baru kemudian memikirkan rencana pembangunan terminal yang sesungguhnya.”

Lokasi gudang tersebut nantinya berada di area pengembangan klaster Trangsan, Gatak, Sukoharjo. Sumber pendanaannya pun, jelas dia, berasal dari bantuan atau CSR BI dan dari Koperasi Trangsan Manunggal Jaya. “Dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo justru malah tidak ada [bantuan dana],” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif