Soloraya
Selasa, 5 November 2013 - 10:30 WIB

PEMILU 2014 : Soal DPT, Sebagian Peduli, Sebagian Cuek

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Pemilu 2014 (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, BOYOLALI — Persoalan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 mendapat tanggapan beragam dari warga di Kabupaten Boyolali. Sebagian warga menilai DPT merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).

Beberapa di antara mereka sudah mengetahui nama mereka masuk dalam DPT, sebagian mengaku belum mengetahui. Jika nama mereka ternyata belum masuk dalam DPT, mereka memastikan akan mempertanyakan itu kepada petugas di wilayahnya masing-masing.

Advertisement

Namun ada pula warga yang cuek dengan persoalan DPT karena apatis terhadap hasil dihelatnya pesta demokrasi tersebut kelak. Ada atau tidak nama mereka dalam DPT, tidak terlalu berarti bagi warga tersebut.

Dikemukakan Dwi Rohini, warga Asrama Polisi (Aspol) Sunggingan, Boyolali, dirinya sudah masuk dalam DPT Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Minggu (13/10/2013).

“Saya sudah terdaftar di DPT tersebut sampai dengan 9 April 2014 mendatang,” ungkap Dwi kepada Solopos.com, Senin (4/11/2013).

Advertisement

Dwi mengaku peduli dengan DPT dan ditunjukkan dengan cara mengecek DPT di Balai Desa Kiringan. Dia juga berkoordinasi dengan petugas setempat untuk menentukan tempat pemungutan suara (TPS) yang dituju.

Sementara itu, warga Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Turisti Hindriya, mengatakan dirinya juga sudah terdaftar dalam DPT. “Saya peduli sekali. Jika ternyata nama saya belum masuk, ya pasti saya urus,” tandas Turisti yang juga anggota DPRD Boyolali itu.

Terpisah, Syamsudin, warga Kecamatan Cepogo, juga mengaku namanya sudah terdaftar dalam DPT. Pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) itu menyatakan DPT perlu mendapatkan perhatian tersendiri dalam Pileg tersebut.

Advertisement

“Saya tentunya peduli. Merupakan hak politik untuk memilih calon anggota legislatif. Bila belum masuk, pasti protes dong! Sampai bisa masuk DPT,” tegasnya.

Farida Citraarga, warga Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali, mengaku namanya sudah masuk dalam DPT di wilayahnya. Menurut dia yang baru kali pertama akan memberikan hak suaranya itu, hal tersebut penting karena menjadi pemilih pemilu merupakan hak dan ia akan menggunakan hak pilihnya itu saat pileg mendatang.

“Punya hak [pilih] kok enggak dipakai? Walaupun sebagai awalan kadang memilihnya cuma idem [ikut-ikutan] sama orang,” katanya.

Sementara warga Pengging, Banyudono, Ferra Witri, mengatakan tidak begitu peduli dengan pemilu walaupun namanya saat ini sudah masuk dalam DPT.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif