News
Selasa, 5 November 2013 - 10:44 WIB

LAJU INFLASI : Banyak Orang Menikah Picu Inflasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)

Solopos.com, SOLO—Banyaknya warga masyarakat yang menggelar hajat atau menikah dinilai sebagai penyumbang utama inflasi di Solo pada Oktober. Hal ini karena pada bulan tersebut, bahan makanan menjadi penyumbang tertinggi laju inflasi di Kota Bengawan.

Kepala Badan Pusat Statistik Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan bahan makanan mengalami kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sekitar 14,93%. Sumbangan paling tinggi adalah cabai merah yang mengalami kenaikan harga 37,99% sehingga memberikan andil inflasi sekitar 0,13%. Kemudian disusul pepaya, beras, jeruk dan cabai rawit.

Advertisement

Bagus menjelaskan dari 338 barang komoditas ada sekitar 136 jenis yang mengalami perubahan harga, yakni 101 barang komoditas sebabkan inflasi dan sekitar 35 lainnya mengalami deflasi. “Pada Oktober terjadi inflasi 0,40% atau terjadi kenaikan IHK dari 133,41 [September] menjadi 133,94 [Oktober],” ungkap Bagus saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (4/11/2013).

Menurut dia, tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung IHKnya mengalami kenaikan. Ketujuh kelompok tersebut adalah bahan makanan (0,35%); makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,36%); perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,36%); sandang (0,41%, kesehatan (1,12%), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,97%); serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,09%). Meski perubahan harga bahan makanan bukan yang tertinggi namun mempengaruhi laju inflasi paling tinggi, yakni 0,10%.

Penyebab inflasi kedua adalah dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yang mengalami kenaikan IHK sebanyak 13,32%. Bagus menjelaskan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, laju inflasi Oktober ini naik hingga 8,16%. Dia juga menuturkan meski laju inflasi Solo mencapai 7,63%, hal ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai 7,66%.

Advertisement

Laju inflasi Solo sebanyak 0,40% menduduki urutan kedua, setelah Purwokerto, dari empat kota di Jateng yang dihitung angka inflasinya. Namun secara nasional, Solo menempati urutan ke 38 dari 66 kota. Berdasarkan catatan BPS, inflasi paling tinggi terjadi di Sibolga, yakni 1,25% dan inflasi terendah terjadi di Samarinda sebanyak 0,04%. Sedangkan deflasi terbanyak terjadi di Ambon (3,82%) dan paling rendah terjadi di Watampone (0,02%).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif