Soloraya
Jumat, 1 November 2013 - 17:15 WIB

PEMILU 2014 : KPU Coret 4.790 Orang Pemilih Ganda

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Pemilu 2014 (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, WONOGIRI–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri mencoret 4.790 orang pemilih ganda yang sebelumnya masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Selain pemilih ganda, ada pula 31 pemilih yang tidak memenuhi syarat menjadi pemilih karena usianya kurang. Dengan demikian, maka jumlah pemilih Pemilu Legislatif 2014 di Wonogiri berkurang dari sebelumnya 912.264 orang, menjadi 907.452 orang.

Ketua KPU Wonogiri, Mat Nawir, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat (1/11/2013), menjelaskan 4.790 nama yang dicoret itu adalah warga Wonogiri yang tercatat di dua kota/kabupaten alias ganda. Biasanya, hal itu terjadi pada warga Kota Gaplek yang merantau di kota besar. “Jadi, di Wonogiri dia tercatat, di kota tempat dia merantau juga tercatat. Ini kan tidak boleh. Akhirnya yang di Wonogiri kami coret, agar yang bersangkutan memilih di kota tempat dia bekerja atau merantau. Jumlahnya banyak, sampai 4.790 orang,” terang Mat Nawir.

Advertisement

Menanggapi temuan Panwaslu tentang adanya ribuan data bermasalah, Mat Nawir memastikan berdasarkan hasil rapat pleno Jumat siang, yang dihadiri pengurus partai politik (parpol), Panwaslu, dan sejumlah instansi pemerintah, rencana penetapan DPT tetap berjalan. Sedangkan masukan dari Panwaslu bakal ditindaklanjuti pascapenetapan. Selanjutnya, khusus untuk temuan ribuan nama dalam DPT yang tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (NKK), Mat Nawir memastikan tidak adanya NKK dan NIK bukan berarti warga kehilangan hak masuk dalam DPT. Menurutnya, di Kota Gaplek banyak sekali warga yang enggan mengurus data kependudukan sehingga praktis tidak memiliki NKK maupun NIK.

“Kalau penyebabnya tidak ada NKK dan NIK itu memang banyak di Wonogiri, dan itu hanya masalah teknis. Yang akan kami verifikasi langsung adalah untuk temuan Panwaslu ada pemilih yang meninggal dunia. Benar masih terdata di DPT ataukah sudah dihapus. Hal ini tidak masalah karena kami terus melakukan pemeliharaan DPT sampai hari H pelaksanaan pencoblosan,” beber Mat Nawir.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif