Soloraya
Jumat, 1 November 2013 - 21:55 WIB

MAHASISWA HILANG : Keluarga Tak Percaya Rusydan Terlibat Jaringan Teroris

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Amir Mahmud, ayah Rusydan Abdul Hadi yang merupakan satu dari tiga mahasiswa asal Sukoharjo yang dikabarkan hilang di Pakistan, tidak percaya anaknya terlibat jaringan teroris.

Pihak keluarga sulit memercayai kabar di media massa, khususnya Internet, yang menyebut putranya hilang. Demikian pula dengan tudingan miring yang mengarah pada tindakan radikal sudah diketahuinya beberapa hari lalu. Anaknya dikabarkan hilang dan mengundang banyak komentar negatif sehingga membuat keluarga pakar masalah terorisme itu kecewa.

Advertisement

“Mungkin  ada pihak-pihak yang mengarahkan ke sana [teroris] atau berbuat radikal. Tapi anak saya itu lurus-lurus saja kok, karena dia itu lebih suka olahraga khususnya mendaki gunung dan saya juga punya fotonya,” papar ayah Rusydan, Amir Mahmud, 46, bersama isterinya, Suwati, 41, di kediamannya, Perumahan Griya Pesona Nomor 15-16 Desa Gonilan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jumat (1/11/2013).

Amir menjelaskaan hobi putranya ini bahkan telah mendapat pengakuan dari perguruan tinggi tempatnya belajar di Islamabad, Pakistan. Karena itu tudingan miring itu dinilai jauh dari apa yang menjadi kebiasaan anaknya. Dia bahkan menegaskan putranya sama sekali tidak pernah bergabung atau tercatat dalam organisasi radikal.

Apalagi kawasan Islamabad dinilai jauh lebih aman dibanding Peshawar tepat dia menuntut ilmu. “Saya tahu persis kok daerah sana. Karena saya kan pernah tinggal di sana ketika menuntut ilmu,” ungkap dia sambil menambahkan optimismenya bahwa putranya masih di Pakistan.

Advertisement

Ia menjelaskan kali terakhir Rusydan pulang ke rumah pada April lalu. Saat itu pihak keluarga tidak melihat gelagat mecurigakan atau aneh terkait perangai putranya. Dulu, ujar dia, ketika komunikasi masih normal, dia biasa komunikasi dengan anak lewat telepon.

Namun ketika komunikasi kian sulit, kata dia, isterinya sempat waswas dan sering menangis. Tapi setelah diberi penjelasan, akhirnya istrinya bisa memahami.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif