Entertainment
Jumat, 1 November 2013 - 01:45 WIB

BAND INDIE LABEL : The Agony Tembus Asian Versus

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Band indie label asal Jogja The Agony (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Band beraliran japanese rock acap kali kurang mendapatkan apresiasi di ranah musik lokal. Sebagai musik nonmainstream, berbagai stigma lekat dengan aliran ini mulai dandanan personel band yang dianggap berlebihan, musik yang mengawinkan beberapa genre, hingga penampilan di panggung yang nyeleneh.

Meski demikian, band indie asal Jogja, The Agony, tidak berkecil hati untuk mengambil jalur tersebut. Band ini mulai gerilya di aliran japanese rock lewat jalur online. Dengan mengunggah video klip perdana berjudul The Colour, band ini berhasil menjadi nomine dalam program televisi Asian Versus edisi akhir Mei lalu.

Advertisement

Acara televisi internasional ini merupakan proyek kerja sama stasiun televisi Jepang, Fuji TV, bersama stasiun televisi dari Indonesia, Taiwan, dan Korea Selatan. Salah satu juri yang digandeng dalam acara mingguan ini adalah roker legendaris Jepang, Gackt.

Meskipun gagal menjadi jawara, band yang digawangi Angger (bas), Ve (gitar), Ron (gitar), Sandy (drum), dan Herlan (vokal) ini patut berbangga. Hal ini karena mereka berhasil menyisihkan ratusan band dan musisi se-Asia yang mengirimkan video musik melalui Youtube. Band yang resmi berdiri 31 Desember 2008 lalu ini juga menjadi kontestan favorit pilihan Gackt.

“Kami bangga banget bisa tembus Asian Versus. Enggak nyangka juga. Tapi yang paling membahagiakan, [kami] bisa menjadi favorit salah satu musisi favorit kami, Gackt. Komentar dari Gackt yang menyebut musik The Agony bagus, menjadi motivasi bagi kami untuk terus maju,” ujar Herlan, vokalis The Agony, ketika berbincang di Aley Yaki Japanese Resto Solo, Rabu (23/10) lalu.

Advertisement

Sebelum menembus ajang Asian Versus, band yang terbentuk dari sebuah acara komunitas Jepang di Jogja ini juga telah mencoba mengunggah video klip lagu mereka ke Youtube. “The Colour merupakan single kedua kami yang digarap Oktober 2011. Lagu ini ada di mini album perdana kami berjudul The Cruel World yang dirilis akhir 2012 lalu. Lalu, kami membuat video klip perdana The Colour. Sempat kaget juga, pas kami unggah, 15 menit pertama yang nonton sampai 2.000,” beber Ve, gitaris The Agony.

Setelah sukses menembus ketatnya persaingan di Asian Versus, band yang 2014 mendatang bakal merilis album perdananya ini akan membuat video klip untuk lagu mereka Cruel World dan Melody. “Kami enggak kapok ngirim lagu lagi, tapi setelah proses rekaman album kami selesai. Lewat musik, kami ingin ngomong kalau band beraliran Jepang itu enggak bisa diremehin begitu saja. Kami memang minoritas karena ingin tampil beda,” tandas Harlan.

Soal pilihan bermusik, band ini enggan terpaku pada satu genre. Mereka mengaku mendapatkan pengaruh dari berbagai band seperti The Gazette, L’Arc En Ciel, One Ok Rock, Deluhi, Dir En Grey, The Potato, Traxx, Cn-Blue, hingga Saint Loco. “Lagu garapan kami ada yang kental rok alternatif, rok, hingga jazz fusion. Kami enggak mau mengkotak-kotakkan musik dan terjebak di satu genre. Kadang kami bisa bermain post-hardcore, rok, jaz, sampai k-pop,” pungkas Angger, bassist The Agony.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif