News
Selasa, 22 Oktober 2013 - 19:55 WIB

UMK 2014 : Tuntut Upah Layak, Aktivis Buruh Lakukan Aksi Mogok Makan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi buruh mogok makan di Semarang (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Aksi buruh mogok makan di Semarang (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Lima orang aktivis buruh dari aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng, melakukan aksi mogok makan di depan Patung Pangeran Diponegoro Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (22/10/2013).

Advertisement

Mereka adalah Zaenudin, Supono, Eko Budi, Iwan, dan Anto. Dengan mulut ditutup lakban, tiduran beralaskan tenda plastik.

Aksi mogok makan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi upah di Jateng itu, direncanakan berlangsung sampai Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memenuhi tuntutan menetapkan upah minimun kabupaten/kota (UMK) 2014 senilai Rp5 juta per bulan.

Advertisement

Aksi mogok makan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi upah di Jateng itu, direncanakan berlangsung sampai Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memenuhi tuntutan menetapkan upah minimun kabupaten/kota (UMK) 2014 senilai Rp5 juta per bulan.

Koordinator aksi mogok makan, Ahmad Zainudin, mengatakan pihaknya menuntut Gubernur, Ganjar Pranowo merealisasikan tantangan menetapkan UMK Rp5 juta per bulan.

”Karena gubernur menantang supaya buruh supaya menuntut UMK 2014 senilai Rp5 juta per bulan, maka kami menuntut tantangan gubernur itu,” katanya.

Advertisement

Pernyatan itu mirip dengan lontaran Gubernur Jateng, Bibit Waluyo dalam menyikapi aksi penolakn konversi minyak tanah ke gas LPG.

”Semestinya Ganjar tidak membuat pernyataan itu [menatang buruh supaya mengajukan tuntutan UMK Rp5 juta]. Gubernur jangan mengalihkan tiga persoalan pengupahan di Jateng,” ungkap Zainudin.

Tiga persoalan pengupahan itu, menurut dia, meliputi UMK terendah, rata-rata UMK terendah, dan UMK ibu kota provinsi metropolitan terendah di Indonesia.

Advertisement

Seharusnya, kata Zainudin, gubernur menjawab dengan menyikapi tiga persoalan tersebut untuk mensejahterakan buruh di Jateng.

”Kami menggelar aksi mogok makan sampai gubernur memenuhi tuntutan melakukan intervensi strategis untuk kesejahteraan buruh,” paparnya.

Dia menambahkan Gerbang, serikat pekerja, dan buruh di Jateng berencana menggelar demonstrasi besar-besar di Kantor Gubernur Jateng di Jl. Pahlawan, Kota Semarang pada 24 Oktober mendatang.

Advertisement

”Sekitar 10.000 buruh akan turun ke jalan menuntut UMK Rp5 juta,” tandasnya.

Selain melakukan aksi mogok makan, para buruh juga menggelar sejumlah spanduk antara lain, bertuliskan ”Gubernur Jangan Memposisikan Sebagai Wasit”,  ”Pemerintah Jangan Hanya Diam” ”Gubernur Harus Melakukan Intervensi Strategis.”

Menanggapi tuntutan buruh ini, sebelumnya Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi, menyatakan tidak masuk akal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif