Soloraya
Kamis, 17 Oktober 2013 - 21:20 WIB

KELOLA PUTRI CEMPO : Market Sounding Libatkan Investor Asing

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPA Putri Cempo (Dok/Solopos)

TPA Putri Cempo (Dok/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo membuka diri bagi investor asing untuk menanamkan modalnya dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo.

Advertisement

Kemampuan finansial yang mumpuni dibidik untuk menyokong sistem insinerasi hasil rekomendasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Solo, Eny Tyasni Suzana, mengatakan proses market sounding atau dengar pendapat pasar akan melibatkan sebanyak-banyaknya investor.

Menurut Eny, pemodal asing juga dijajaki untuk penerapan teknologi pembakaran sampah tersebut.
“Baik (investor) lokal maupun asing kami undang semua. Kami tidak membatasi proses lelang,” ujarnya kepada wartawan di Rumah Dinas Wali Kota, Loji Gandrung, Kamis (17/10/2013).

Advertisement

Merujuk pre-feasibility study (FS) yang disusun Bappenas, imbuhnya, pengelolaan TPA dengan menggunakan insinerator membutuhkan dana puluhan miliar rupiah. Pihaknya belum bisa memastikan detail angkanya lantaran masih menunggu tahapan market sounding. Dengan kekuatan pendanaan, Eny berharap investor asing berani memberi penawaran lebih.
“Sampai sekarang memang belum ada (investor asing) yang serius mengkaji kerjasama ini. Namun saat market sounding diharapkan ada,” ujarnya.

Eny mengungkapkan, proses market sounding berikut uji publik yang rencananya digelar awal Oktober molor karena Bappenas belum memberi lampu hijau. Saat ini pihaknya masih menunggu sembari mengkaji kemungkinan pilot project pengelolaan bersama investor lokal, PT. SUG.

Pada bagian lain, Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, menilai perlu adanya perda kerjasama sebagai landasan pengelolaan bersama investor. Perda di antaranya mengatur soal bagi hasil penjualan listrik dari insinerasi.
Wali Kota menyebut PLN telah bersedia membeli produk listrik hasil pengelolaan Putri Cempo.

Advertisement

“Apakah bagi hasilnya sejak awal atau setelah investor balik modal, harus jelas hitungannya,” ujar Rudy.

Ihwal pilot project insinerasi bersama PT. SUG, Rudy menegaskan upaya itu menguntungkan dari segi finansial dan lahan. Rudy menyebut PT SUG hanya membutuhkan sekitar 2 hektare lahan untuk menggerakkan insinerator. Sebagai informasi, lahan Putri Cempo tercatat 15 hektare.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif