Soloraya
Selasa, 15 Oktober 2013 - 18:45 WIB

KAWASAN EKONOMI BISNIS : Zona Industri Nguter Belum Jadi Primadona Investor

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Zona Industri Nguter di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, belum menjadi primadona kalangan investor besar hingga mendekati akhir 2013 ini.

Padahal pada April 2010 lalu, Bupati Sukoharjo kala itu, Bambang Riyanto menargetkan Zona Industri Nguter berkembang optimal tahun 2016. Sedikitnya 40.000 tenaga kerja bisa diserap di zona yang mencakup Desa Pengkol, Celep, Plesan, Kedungwinong dan Gupit.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, saat ini baru tiga investor yang tengah membangun kerajaan bisnis di Zona Industri Nguter.

Tiga investor ini yaitu PT Sampoerna Tbk, PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang merupakan bagian dari Sritex Group serta PT Hidup Baru Plasindo.

Kepala Kantor Penanaman Modal Kabupaten Sukoharjo, Sri Hartati, saat ditemui Solopos.com mengakui, kebanyakan investor yang datang mempunyai bidikan lokasi tersendiri. Untuk investor perumahan biasanya memilih wilayah Kecamatan Polokarto dan Bendosari.
Investor perumahan memandang Kecamatan Grogol, Baki, Gatak, Mojolaban dan Kartasura, sebagai wilayah paling prospektif.

Advertisement

Sedangkan investor industri masih berkeyakinan bahwa Kecamatan Grogol, Kartasura dan Gatak, sebagai wilayah yang paling tepat.

Padahal wilayah Grogol, Kartasura dan Gatak sebagai zona industri jasa dan perdagangan dinilai sudah semakin sempit.

“Zona Industri Nguter memang belum jadi primadona investor. Salah satu alasannya barangkali aspek babat alas,” ujarnya, pekan lalu.

Advertisement

Namun demikian, Hartati menyatakan pihaknya terus berupaya untuk mendorong akselerasi investasi di Zona Industri Nguter. Pasalnya zona tersebut dinilai sangat potensial karena ditunjang oleh kondisi geografis yang rata dan luas.

Di samping itu, Hartati menerangkan, harga tanah di zona ini masih terbilang terjangkau. Begitu juga nilai upah minimum kabupaten (UMK) di Kota Makmur masih cukup terjangkau. Dia mencontohkan kedatangan tiga investor yang tidak mendapat resistensi warga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif