News
Minggu, 13 Oktober 2013 - 12:49 WIB

ASTRONOMI : Santri Assalam Tutup World Space Week dengan Pengamatan Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, SOLO--Santri pondok pesantren modern Islam (PPMI) Assalaam dan masyarakat umum menggelar acara pengamatan bulan pada waktu malam internasional atau International Observe The Moon Night, di Observatorium Assalaam, Sabtu (12/10/2013).

Kegiatan ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan World Space Week di sekolah ini.
Puluhan santri sudah berkumpul sekira pukul 20.00 WIB di lantai VI gedung obsevatorium Assalaam. Untuk bisa sampai ke puncak gedung ini pengunjung harus meniti ratusan anak tangga. Santri telah menggelar karpet untuk duduk-duduk, angin malam yang menggempur tubuh mereka seolah tak dihiraukan.

Advertisement

Sebanyak tujuh teleskop dipasang di lantai tertinggi gedung observatorium itu yakni lima teleskop manual dan dua teleskop digital go to yang dapat digerakan menuju objek dan mengikuti gerakan objek angkasa. Tak hanya mengamati, beberapa santri juga melakukan pemotretan objek angkasa seperti bulan.

Pengasuh Observatorium Club Astronomi Santri Assalaam (CASA),  AR Sugeng Riyadi, saat ditemui solopos.com, di lokasi pengamatan, Sabtu, mengatakan pengamatan dilakukan tepat pada Sabtu (12/10/2013), karena bulan pada posisi seperempat kuarter pertama. Pada posisi ini kawah bulan dapat terlihat jelas dengan menggunakan teleskop yang ada.

Ia mengatakan objek bulan dipilih karena merupakan benda angkasa yang paling dekat dengan bumi sehingga mudah diamati, bagi santri bulan mudah diobservasi dan sering kali menjadi inspirasi pembuatan karya tulis.

Advertisement

“Ada sekitar 100 santri yang melakukan pengamatan bulan di sini, kegiatan pengamatan bulan ini serempak di seluruh dunia pada hari ini [Sabtu]. pengamatan dimulai sejak matahari terbenam hingga pukul 24.00 WIB,” ujar dia.

CASA, lanjut dia,  menggelar pengamatan bulan ini sebagai bagian partisipasi even dunia dalam world space week (WSW). Sementara itu, ditemui ditempat yang sama, Ketua CASA putri, Fatma Cahyaningrum, mengatakan  kegiatan ini tak hanya untuk santri saja, tetapi dibuka untuk umum. Ia mengaku sudah dua tahun melakukan pengamatan bulan mengikuti fase bulan.

Dikatakannya, fase bulan minimal ada empat yang dikenal yakni fase bulan mati, seperempat pertama, purnama, dan seperempat terakhir.

Advertisement

“Selain pengamatan pada empat fase itu, kami juga mengamati bulan baru atau rukyatul hilal, pengamatan bulan malam ini merupakan bagian penutupan WSW di pondok ini, ” ujarnya.
Santri kelas XI Ipa 1 SMA Assalaam ini, mengungkapkan bulan purnama menjadi objek yang paling menarik untuk diamati karena bulan dapat tampak bulat penuh.

“Saat ini pengamatan benda langit semakin sulit diamati, karena perkembangan gedung-gedung di Kota Solo membawa polusi cahaya. Sekitar sini  bertambah terang sehingga pengamatan lebih sulit,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif