Soloraya
Jumat, 11 Oktober 2013 - 22:15 WIB

MINAPOLITAN TANJUNGSARI : Krisis Air, Ratusan Kolam Lele Kering

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga tengah membersihkan kolam lele di minapolitan tanjungsari, Banyudono, Boyolali (Oriza Vilosa/JIBI/Solopos)

Seorang warga tengah membersihkan kolam lele di minapolitan tanjungsari, Banyudono, Boyolali (Oriza Vilosa/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan kolam lele di kawasan minapolitan Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, vakum dari aktivitas budidaya. Krisis air dan kesulitan mendapatkan benih disebut-sebut petani sebagai penyebabnya.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (11/10/2013), kolam-kolam lele yang berada di sekitar Kantor Desa Tanjungsari itu sepi aktivitas petani.
Mayoritas kolam dari total 418 lokasi, dibiarkan mongering tanpa air.

“Sudah dua bulan, faktor utama tak ada air. Karena air saluran dipergunakan petani,” terang salah satu petani budidaya lele di sana, Paiman, kepada Solopos.com di sela-sela membersihkan kotoran di dasar sebuah kolam.

Advertisement

“Sudah dua bulan, faktor utama tak ada air. Karena air saluran dipergunakan petani,” terang salah satu petani budidaya lele di sana, Paiman, kepada Solopos.com di sela-sela membersihkan kotoran di dasar sebuah kolam.

Seperti diketahui, 418 kolam di sana diberdayakan 12 kelompok tani. Salah satu ketua kelompok tani, Ery Wahyudi, mengakui lebih dari 75 persen kolam di minapolitan itu dianggurkan.

“Sirkulasi air untuk budidaya lele kan butuh berkelanjutan, jika kondisi seperti ini ya mending berhenti dulu sekalian,” kata Ery saat ditemui Solopos.com di kediamannya.

Advertisement

“Kebutuhan di sini 60.000 ekor/pekan. Ketersediaan benih dari Kediri belum lama ini hanya 40.000/dua pekan, ini jauh untuk mencukupi kebutuhan,” tambahnya.

Dia mengaku tak hanya membangun jaringan di Kediri untuk penyediaan bibit. Diakuinya bibit lokal ada namun belum bisa diandalkan secara kuantitasnya.

Selain sulit didapat, lanjut dia, benih lele pun mengalami kenaikan harga.

Advertisement

“Yang biasa dipergunakan ukuran enam, sebelumnya kami dapat dengan harga Rp105 hingga Rp110/ekor, sekarang tembus Rp150-Rp160/ekor,” ujar Ery.

Kenaikan harga juga diterangkannya terjadi di penyediaan pakan.

“Untuk pakan naik dari Rp7.900/kg menjadi Rp8.700/kg,” bebernya.

Advertisement

Sebagai informasi, budidaya di kawasan minapolitan itu dibangun dengan bantuan program usaha minapolitan perdesaan (PUMP) senilai Rp1,2 miliar. Sementara juga digelontor sejumlah bantuan bernilai miliaran rupiah untuk sejumlah prasarana pendukung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif