Soloraya
Minggu, 28 April 2024 - 15:06 WIB

Pengurus Gerindra dan PKB Kaget, Sayangkan Koalisi PKS-PDIP di Pilkada Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkada Boyolali (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Pengurus DPC Partai Gerindra, Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum, dan pengurus DPC PKB Boyolali mengaku dibuat kaget dengan sikap DPD PKS yang akhirnya memutuskan berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung cabup-cawabup pada Pilkada Boyolali 2024.

PDIP dan PKS menandatangani nota kesepahaman untuk berkoalisi dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Boyolali 2024 pada Sabtu (27/4/2024).  Sebelumnya, pada Ramadan lalu, PKS sempat mengadakan pertemuan yang mengarah ke koalisi bersama dengan Partai Gerindra, PKB, dan Partai Golkar.

Advertisement

Sekretaris DPC Partai Gerindra Boyolali, Rohmat Junaidi, mengaku kaget dengan koalisi PKS dan PDIP. “Wong ketemu terakhir pas buka bersama itu masih baik-baik saja. Beliau-beliau dari PKS yang hadir menyampaikan butuh waktu untuk komunikasi dengan DPW-nya,” ujar dia kepada Solopos.com, Minggu (28/4/2024).

“Ya mungkin hasil dari DPW mereka menggariskan untuk merapat ke sana [PDIP],” tambah Junaidi. Kendati begitu, ia mengatakan Partai Gerindra Boyolali menghormati keputusan PKS dan menilai hal tersebut sah-sah saja.

Advertisement

“Ya mungkin hasil dari DPW mereka menggariskan untuk merapat ke sana [PDIP],” tambah Junaidi. Kendati begitu, ia mengatakan Partai Gerindra Boyolali menghormati keputusan PKS dan menilai hal tersebut sah-sah saja.

Namun, ia tetap menyayangkan keputusan PKS yang memilih berkoalisi dengan PDIP di Pilkada nanti. “Untuk ke depan, kami lihat saja bagaimana dinamikanya. Yang jelas, Gerindra tetap konsisten di jalur perubahan untuk Boyolali Tersenyum. Sekali layar terkembang, pantang surut kembali,” kata dia.

Junaidi menangkap arus besar di bawah menghendaki ada perubahan di Boyolali. Partai Gerindra Boyolali akan konsisten memperjuangkan itu.

Advertisement

Ia menjelaskan pada Ramadan 2024 merupakan pertemuan terakhir antara partai-partai yang diproyeksikan memperoleh kursi di DPRD Boyolali pada Pemilu 2024. Namun, ia mengatakan telah merancang halalbihalal untuk keempat partai.

“Ini baru mau merancang halalbihalal tapi sudah didahului [kerja sama PDIP dan PKS dalam Pilkada Boyolali],” kata dia.

Ketua DPC PKB Boyolali, Eko Mujiono, juga mengaku kaget dengan bergabungnya PKS dan PDIP menuju Pilkada Boyolali 2024. Padahal, sebelumnya PKS merapat bersama PKB, Partai Gerindra, dan Partai Golkar untuk berkoalisi.

Advertisement

Harapan pada 3 Parpol

Eko menilai hal tersebut sebagai dinamika politik. Ia juga memahami biasanya keputusan pengurus partai di tingkat kabupaten dipengaruhi pimpinan pusat. Sehingga ia menilai PKS Boyolali hanya menerima perintah dari pusat.

“Kami empat partai di luar PDIP sudah bertemu, dan di situ belum ada kesepakatan-kesepakatan tentang calon. Kami juga bingung, calon belum ada kami sudah bertemu, tapi belum ada calon yang merapat. Mungkin PKS kemudian ada desakan dari PDIP juga,” kata dia.

Sementara itu, juru bicara Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum, Alif Basuki, menyampaikan kerja sama PDIP dan PKS dalam Pilkada Boyolali telah tercium sejak lama. Ia mendapat kesan tersebut sejak pertemuan koalisi empat partai di pertengahan Ramadan.

Advertisement

Sehingga, hal tersebut tidak mengejutkan bagi tim 11. “Akan tetapi, kami menyayangkan saja ada partai yang tidak tahan godaan dan janji-janji kekuasaan semu,” kata dia.

Alif mengatakan seharusnya partai di parlemen Boyolali lebih mendengarkan kehendak umat dan rakyat yang menghendaki perubahan. Ia mengaku kasihan dengan masyarakat yang ingin perubahan akan tetapi dipermainkan kelompok tertentu untuk kepentingan pragmatis.

“Saya juga mendengar ini bukan suara utuh kader PKS tapi hanya elite PKS yang sebenarnya terbelah antara faksi keadilan dan sejahtera. Dengan mau diajaknya koalisi dengan PDIP, ini dimenangi oleh faksi kelompok sejahtera,” kata dia.

Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum berharap pada tiga partai yang lain yang masih ada di parlemen yaitu Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKB. Alif berharap keinginan rakyat untuk perubahan melalui tiga partai tersebut akan didengar oleh elite partai.

Sehingga suara perubahan rakyat tidak tergadai hanya untuk kepentingan sesaat. Selanjutnya, ia mempersilakan publik menilai bagaimana perilaku politik para petinggi di partai di Boyolali apakah mendengar suara umat atau kepentingan pragmatis.

“Kami mendorong supaya partai yang berkoalisi sebelumnya segera merapatkan diri untuk meminta klarifikasi pada PKS yang sudah membelok arah, dan juga tetap meneguhkan para jalur perubahan Boyolali yang dirindukan rakyat dan umat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif