Soloraya
Sabtu, 5 Oktober 2013 - 18:15 WIB

HUTAN MERBABU TERBAKAR : Warga Diminta Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merbabu (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Gunung Merbabu (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga di sekitar lereng Gunung Merbabu untuk waspada menyusul terjadinya kebakaran di kawasan gunung tersebut. Kebakaran terjadi di sisi barat daya atau di atas Desa Lencoh dan Jrakah, Selo, Boyolali, Kamis-Jumat (3-4/10/2013).

Advertisement

Namun, hingga Sabtu (5/10/2013) siang kebakaran masih terjadi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kebakaran tersebut diketahui warga di lereng Gunung Merbabu mulai Kamis sore.

Kebakaran diduga berawal dari kawasan padang rumput di dua lokasi, masing-masing Dukuh Kajor Duwur, Desa Lencoh, dan Dukuh Tritis, Desa Jrakah. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut.

Advertisement

Awalnya, luasan kebakaran diperkirakan mencapai sekitar satu hektare (ha). Kobaran api mulai dinilai membahayakan sejak Jumat pagi.

Masyarakat Peduli Api (MPA) dan segenap warga dibantu aparat Polsek Selo segera berupaya memadamkan api. Jumat petang, sekitar pukul 18.00 WIB, api sudah dapat diantisipasi meskipun belum padam sepenuhnya. Sabtu pagi, diketahui api kembali menyala. Bahkan embusan angin menyebabkan api merembet ke arah puncak Gunung Merbabu.

“Tadi malam api sudah bisa diantisipasi. Tapi tadi pagi menyala lagi. Tapi kali ini lokasinya di wilayah Sawangan, Magelang. Sementara luas lokasi yang terbakar juga diperkirakan meluas,” ujar Ketua Kelompok Pemantauan Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Merbabu, Bagiyo, ketika ditemui wartawan di Dukuh Tritis, Desa Lencoh, Sabtu.

Advertisement

Bagiyo menyebutkan untuk mengatasi api yang muncul Sabtu pagi itu, tim gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) baik wilayah Boyolali maupun Magelang, tim SAR, relawan, dan MPA terjun ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api.

“Tadi pagi tim gabungan sudah naik,” ungkapnya.

Kaur Pembangunan Desa Lencoh itu mengatakan untuk mengantisipasi api agar tidak merembet ke bawah, warga juga membuat gang patah.

”Warga menggunakan peralatan seadanya, seperti sabit, gepyok dan cangkul, dengan harapan api tidak merembet ke bawah,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif