Soloraya
Kamis, 3 Oktober 2013 - 11:30 WIB

PETERNAKAN BABI : BBVet Ambil 70 Sampel Darah Babi di Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Peternakan Babi (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Peternakan Babi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta mengambil 70 sampel darah babi di dua peternakan besar di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.

Advertisement

Pemeriksaan sampel darah babi itu sebenarnya hal rutin yang dilakukan setiap tahun, namun secara kebetulan di lokasi setempat belum lama ini terjadi protes warga atas beroperasinya peternakan babi yang dituding mencemari lingkungan.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan), Surip Surono, mewakili Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono Retno, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (3/10/2013) mengatakan ada 70 sampel darah babi dari dua peternakan di Desa/Kecamatan Jatisrono yang diambil tim dari BBVet, pada Rabu (2/10/2013)

“Pengambilan sampel itu sebenarnya sudah rutin. Ya babi, ya sapi, unggas, dan sebagainya. Dipilih Jatisrono karena memang di sana paling banyak ada peternakan babi dibanding kecamatan-kecamatan lain,” beber Surip, Kamis.

Advertisement

Selanjutnya, sampel akan diperiksa di laboratorium BBVet dan diperkirakan paling cepat dua pekan ke depan bisa dilihat hasilnya.

Ia menuturkan pengambilan sampel darah babi itu meliputi babi di semua kategori usia. Mulai dari babi umur muda atau biasa dikenal dengan istilah starter, babi usia pertumbuhan, dan babi yang sudah cukup dewasa dan layak dijual sebagai babi penggemukan Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan yang sama di tahun-tahun sebelumnya, Surip memastikan di Wonogiri belum pernah ada kejadian penyakit berbahaya pada babi.

Selama ini para peternak babi di Wonogiri tertib menjaga kesehatan babi.  Persoalannya, hanya karena penanganan limbah peternakan babi yang kurang maksimal sehingga merugikan warga sekitar peternakan. “Kasus di Jatisrono itu karena kapasitas bak penampung limbah tidak cukup sehingga meluber ke sungai. Padahal sekitar sungai ada sumur warga. Ini yang jadi masalah.”

Advertisement

Sementara itu, informasi yang dihimpun Solopos.com, pengambilan sampel oleh BBVet Yogyakarta dilaksanakan tim yang dipimpin Dokter Hewan Desi Puspita Sari. Selain mengambil sampel, tim juga memeriksa kebersihan kandang. Berdasarkan pemeriksaan sementara, kondisi fisik luar babi baik, sedangkan kandang dan lingkungannya juga dianggap cukup bersih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif