Soloraya
Kamis, 3 Oktober 2013 - 16:45 WIB

KEBAKARAN SOLO : Siap Dilelang, Pembangunan Kios Busri Ditarget Rampung Desember

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Pemulung mengais barang-barang sisa kebakaran kios buku Sriwedari di Jl. Kebangkitan Nasional, Solo, Jumat (2/8/2013). Pemkot Solo menegaskan tak akan merelokasi pedagang Busri pascabencana, bahkan akan membangun ulang 22 kios yang hangus dengan dana APBD Perubahan 2013. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com,SOLO — Rencana pembangunan 22 kios buku belakang Sriwedari (Busri) yang terbakar akhir Juli lalu segera memasuki proses lelang. Ditargetkan, pembangunan menelan dana Rp375 juta dari APBD Perubahan 2013 itu rampung pertengahan Desember mendatang.

Advertisement

Sementara, para pedagang meminta konsep pembangunan kios baru lebih baik ketimbang kios sebelumnya.

Ketua Paguyuban Pasar Buku Belakang Sriwedari, Khoirul Anam, menuturkan pihaknya sudah berembuk dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo ihwal rencana pembangunan kios Busri.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pasar Buku Belakang Sriwedari, Khoirul Anam, menuturkan pihaknya sudah berembuk dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo ihwal rencana pembangunan kios Busri.

Salah satu keinginan pedagang yang disampaikan ke Disbudpar yakni terkait kondisi bangunan kios lebih tinggi dibanding sebelumnya.

“Dari pedagang menginginkan konsep kios lebih baik. Bangunannya kami harap bisa lebih tinggi. Untuk bangunan kemarin itu buat masuk pedagang saja cukup sulit. Selain itu, bangunan yang lebih tinggi nanti setidaknya bisa digunakan untuk menyimpan barang dagangan,” katanya, Kamis (3/10/2013).

Advertisement

“Kemarin sepertinya masuk dalam perencanaan untuk pengadaan APAR tersebut,” tambah dia.

Lebih lanjut, para pedagang berharap proses pembangunan kios tak molor dari waktu yang ditentukan.

“Kami berharap itu tidak terjadi di pembangunan ini sehingga pedagang bisa kembali berjualan di kios. Kami sudah berada di kios darurat selama 2,5 bulan ini. Tentu saja itu sangat berpengaruh dengan penjualan kami,” terangnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Disbudpar Solo, Widdi Srihanto, menyatakan lelang pembangunan kios Busri dilakukan Senin (7/10/2013) dilanjutkan dengan keluarnya Surat Perintah Mulai Pekerjaan (SPMK) yang dijadwalkan 4 November.

“Pengerjaan selesai 19 Desember,” katanya.

Disampaikannya, rincian penggunaan dana senilai Rp375 juta yakni Rp50 juta untuk konsultan perencana, Rp25 juta untuk administrasi sementara Rp300 juta untuk pengerjaan kios.

Advertisement

“Ukuran kios nanti 2×2 meter. Ada pintu bukaan yang dapat ditarik ke atas dan ke bawah. Pintu yang ditarik ke bawah untuk dasaran,” tambah dia.

Lebih lanjut, Widdi menegaskan kios Busri hanya diperbolehkan untuk berdagang buku.

“Kami sudah berkomunikasi dengan paguyuban. Kami harap semua kios untuk jualan buku,” katanya.
Sekretaris Komisi IV, Abdul Ghofar Ismail, menyampaikan pihaknya berharap kedepan penataan Busri bisa lebih baik, yakni kios-kios yang ada di sana hanya diperuntukkan bagi pedagang buku.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif