Soloraya
Kamis, 3 Oktober 2013 - 12:00 WIB

DAS BENGAWAN SOLO : Kemarau, 20% Pohon Muda di Gemawang Wonogiri Mati

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI –– –Sedikitnya 20% pohon muda yang ditanam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, yang masuk wilayah Desa Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, mati karena kekeringan.

Pohon jenis jati kebon (jabon) itu adalah bagian dari proyek nasional penanaman DAS Bengawan Solo yang dilaksanakan Februari lalu dengan dana berasal dari Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II (BUMN LH II) dengan dukungan sebuah bank besar.

Advertisement

Sekretaris Desa (Sekdes) Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Jumadi, mengungkapkan sejak musim kemarau dimulai satu demi satu pohon jabon yang ditanam di kawasan DAS Bengawan Solo yang masuk wilayah desanya tumbang. Tidak adanya air membuat tanaman yang masih muda itu mengering dan mati.

“Ya banyak yang mati. Posisi sekarang mungkin masih ada 80%-nya dari seratusan ribu bibit yang ditanam, dalam keadaan hidup. Tapi itu bisa bertambah, setiap hari pasti ada yang mati mengering. Kebanyakan yang mati itu jenis jabon, yang sengon relatif bisa bertahan,” ujar Jumadi  saat dihubungi Solopos.com, Rabu (2/10/2013).

Solusi

Advertisement

Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan warga untuk mengatasi dampak kekeringan tersebut. Pasalnya, tidak mungkin menyiram tanaman yang jumlahnya hampir 200.000 bibit tersebut. Selama ini, dia mengakui pemilik lahan yang lahannya ditanami pohon bantuan dari BUMN LH II tersebut hanya mengandalkan alam untuk kelangsungan hidup tanaman.

Lebih-lebih, di musim kemarau seperti sekarang ini mereka disibukkan dengan kegiatan menanam tanaman padi dan palawija, seperti singkong, jagung, dan kacang tanah, di pinggir Sungai Benhawan Solo. “Mau membawa air naik ya tidak mungkin. Selain karena air habis untuk memenuhi kebutuhan budi daya di pinggir sungai, juga karena jaraknya jauh dan butuh biaya,” ujar Jumadi.

Kondisi tersebut diakui Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Wonogiri, Sri Wahyu Widiyato. Dia mengatakan kematian tanaman akibat musim kemarau memang tidak bisa dihindarkan. Namun, seharusnya dilakukan berbagai cara untuk menyelamatkan tanaman-tanaman tersebut. Sayangnya, Widiyato mengaku tidak bisa memberikan solusi bagi tanaman di DAS Bengawan karena selama ini Pemkab tidak diberi kewenangan untuk mengawasi. Proyek ini diberikan langsung oleh BUMN LH II kepada warga setempat tanpa melibatkan Pemkab.

Advertisement

“Terus terang karena kami tidak tahu dan tidak diberi penyerahan, perkembangannya kami tidak tahu. Pemkab hanya datang pas penanaman pertama Februari lalu. Kalau memang itu sudah diserahkan warga semestinya warga yang bertanggung jawab. Ya musim begini, memang air selalu jadi masalah untuk tanaman, apalagi yang umurnya muda,” terang Widayato.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif