Teknologi
Selasa, 1 Oktober 2013 - 23:31 WIB

Badak Sumatra Hendak Dipindah ke AS, Ahli & Pencinta Badak Sepakat Menolak

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) Andatu bersama induknya Ratu di SRS Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, Senin (30/7/2012). Andatu lahir dari pasangan Ratu dan Andalas pada 23 Juni 2012 yang menandai keberhasilan usaha konservasi badak di Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, LAMPUNG TIMUR — Jajaran pelestari badak di Suaka Rhino Sumatra (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan pemerhati kelestarian badak resah. Beredar wacana pemindahan atau translokasi salah seekor badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dari suaka margasatwa itu ke Cincinnati Zoo Amerika Serikat (AS).

Beredarnya informasi itu diakui ahli badak TNWK di Lampung Timur, Sekasa. Wacana pemindahan badak sumatra itu, menurut dia mengemuka setelah keberhasilan kelahiran Andatu melalui breeding semi-buatan di penangkaran badak yang terjadi hampir bersamaan dengan ditemukannya anak badak liar di hutan TNWK Lampung. Wacana itu langsung memicu penolakan dari pelbagai pihak.

Advertisement

“Ya jangan dong, kita enggak akan kasih badak kita dibawa ke luar negeri,” kata Kepala Bagian Humas dan Kerja sama TNWK, Sukatmoko. Menurut dia, bangsa Indonesia harus berkaca dari pengalaman pahit tahun 1980-an ketika 18 ekor badak sumatra dibawa ke Inggris dan AS namun sebagian besar mati karena harus hidup bukan pada habitat aslinya.

Dia menegaskan bahwa di area Suaka Rhino Sumatra (SRS) TNWK merupakan habitat badak liar yang sangat baik dan terbukti sudah berhasil mengembangbiakan secara alamiah, sehingga tidak perlu lagi dibawa ke kebun binatang Cincinnati AS. Ia mengingatkan agar pemerintah Indonesia mengevaluasi jika pihak Cincinnati Zoo menginginkan salah seekor badak Sumatra itu dibawa ke sana.

“Bapak Presiden dan menteri terkait harus mengevaluasinya, karena kami sangat tidak setuju,” kata dia sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Selasa (1/10/2013).

Advertisement

Direktur Yayasan Badak Indonesia (Yabi) Widodo S Ramono menyatakan, meskipun sudah diketahui ada 2 kelahiran badak di Sumatra namun saat ini populasinya masih kritis dan terancam punah. “Semua pihak harus mempertahankan agar salah satu badak di SRS tidak dibawa ke AS karena habitatnya lebih cocok di TNWK,” kata dia lagi.

Ia mengutarakan translokasi badak memang wajar dilakukan, namun itu masih bisa dilakukan di dalam wilayah Indonesia untuk meningkatkan populasinya karena jika sampai terjadi perkawinan sedarah antara badak liar itu akan banyak menimbulkan masalah dalam keberlangsungan hidup badak liar itu selanjutnya.

Menurut dia, semua pihak menghargai Cincinnati Zoo yang pernah berbagi ilmu perkembangbiakan badak, tapi bukan berarti sepakat memberikan salah satu badak sumatera kepada mereka. Dia menambahkan, sudah seharusnya dunia internasional mendukung pemulihan dan pelestarian badak. Cara terbaik, menurut dia adalah dengan membangun SRS bersama-sama sebagai pusat perkembangbiakan badak sumatra.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif