Entertainment
Kamis, 26 September 2013 - 23:58 WIB

BAND INDIE LABEL : Straight A Hand Antikompetisi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para personel band Straight A Hand (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Di saat band-band indie label lain berlomba-lomba unjuk kebolehan lewat kompetisi musik, band beraliran pop punk melodic asal Kota Bengawan, Straight A Hand, memilih jalur lain. Band yang digawangi Arick (vokal dan bas), Cahyo (gitar dan vokal latar), Ricko (gitar dan vokal latar), dan Bangkit (drum) ini justru antikompetisi.

Bagi band yang terbentuk pada 16 Maret 2012 ini, kompetisi musik bukan pilihan untuk melanggengkan kehidupan kelompok musik. Para personel band yang merupakan alumnus SMA Kristen 1 Solo ini hanya berkomitmen terus bermusik dan bukan mengejar gengsi.

Advertisement

“Membuat band itu enggak buat diadu, tapi buat menikmati karya. Kalau kompetisi larinya lebih ke gengsi,” terang vokalis dan basis Straight A Hand, Arick, kepada Solopos.com di Studio Musik Rams, Banaran RT 004/RW 001, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (18/9/2013).

Band yang sempat gonta-ganti personel ini berupaya menjaga soliditas dengan rutin berkumpul minimal sekali dalam sepekan. “Biar tetap solid, kami kumpul sepekan sekali. Sesibuk apa pun harus ketemu meskipun saat ini sudah punya kesibukan sendiri-sendiri [kuliah dan kerja],” kata sang gitaris, Cahyo.

Advertisement

Band yang sempat gonta-ganti personel ini berupaya menjaga soliditas dengan rutin berkumpul minimal sekali dalam sepekan. “Biar tetap solid, kami kumpul sepekan sekali. Sesibuk apa pun harus ketemu meskipun saat ini sudah punya kesibukan sendiri-sendiri [kuliah dan kerja],” kata sang gitaris, Cahyo.

Meskipun terbilang solid, masing-masing personel band ini memiliki pengaruh bermusik yang berbeda-beda. Arick lebih nyaman mendengarkan Endank Soekamti, Blink 182, Blingsatan, NOFX, dan MXBX. Sedangkan Cahyo mengaku senang mendengarkan Lamb of God, The Sigit, dan AC/DC. Dua personel lainnya juga punya selera yang berlainan. Tapi di dalam band, seluruh personel Straight A Hand mantap memilih jalur pop punk melodic.

Band yang sering bergabung dalam berbagai acara komunitas milik Kamties (penggemar Endank Soekamti), dan komunitas street punk ini tak menolak bergabung dengan komunitas lain. “Lewat komunitas, kami bisa saling membantu dan membangun jejaring,” jelas Cahyo.

Advertisement

Promosikan Solo

Dari pergaulan dengan berbagai komunitas tersebut, band ini mendapatkan berbagai dukungan sponsor untuk mempersiapkan peluncuran album pada akhir tahun mendatang. “Dari komunitas clothing di Karanganyar dan recording di Sukoharjo, kami bisa dapat sponsor dalam pembuatan materi album mini,” ujar Arick.

Rencananya, Straight A Hand bakal merilis album mini yang berisi enam lagu. Lagu mereka bercerita kehidupan pribadi personelnya dan promosi Kota Solo. Sejumlah lagu dalam album ini antara lain Melangkah Maju, Nikmati Saja, Menjemput Pagi, Solo Berseri, Kita Bersama, dan Semangatku Semangatmu.

Advertisement

Penciptaan lagu Solo Berseri berawal dari keprihatinan para personel Straight A Hand terhadap Kota Solo yang menjadi sorotan karena maraknya aksi terorisme. Lewat lagu ini, mereka ingin menyampaikan Solo adalah kota yang aman dan nyaman. “Kami menganggap Solo kota yang membanggakan, bukan kandang teroris. Kami selalu membawakan lagu ini saat manggung di beberapa kota lain,” pungkasnya.

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif