News
Rabu, 25 September 2013 - 00:45 WIB

SERANGAN DI MAL : Samantha Lewthwaite, Tersangka Pertumpahan Darah di Kenya

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Samantha Lewthwaite dan salah satu putrinya (Dailymail)

Solopos.com – Siapa sangka, pertumpahan darah di Westgate Mall, Nairobi, Kenya memunculkan nama Samantha Lewthwaite, 28, sebagai tersangka.

Dilansir Dailymail, Senin (23/9/2013), wanita berjuluk ‘White Widow’ atau ‘Janda Putih’ ini adalah Ibu dari empat anak. Samantha adalah janda dari Jermain Lindsay, orang yang menjadi dalang pemboman di London pada 2005 yang menewaskan 52 orang.

Advertisement

Samanta dikabarkan memimpin sendiri pembantaian di Nairobi yang menewaska 62 orang ini.

Dari laporan Dailymail, militer Kenya mengungkap besar kemungkinan buronan nomor satu di Kenya ini sebagai otak di balik operasi al-Shaabab di Nairobi.

Al-Shabaab, kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas pembantaian di Westgate Mall, telah mengeluarkan pernyataan dengan nada memuji pada akun Twitter resminya @ HSM_Press sesaat sebelum akun itu ditangguhkan.

Advertisement

“Sherafiyah Lewthwaite alias Samantha adalah vrave (maksudnya brave, cek keyboard) lady! Tak ada yang lebih membahagiakan untuk memiliki dia di dalam barisan kami!” tulis @ HSM_Press kala itu.

White Widow adalah seorang putri tentara Inggris yang diberasal dari Aylesbury, Buckinghamshire, Inggris. Saat belia, Samantha menjalani kehidupan yang normal, menyukai budaya pop dan dikenal sebagai fans pesepakbola dunia, David Beckham.

Samantha berkenalan dengan seorang muslim-jamaika, Germaine Lindsay lewat internet saat usianya 17 tahun. Keduanya kemudian menjalin hubungan dan menikah tiga tahun setelah perkenalan.

Advertisement

Saat Lindsay menjadi salah satu dari empat bomber dalam kasus pemboman di London, Lethwaite mengutuk keras serangan itu. Si Janda Putih mengatakan bahwa pikirannya telah diracuni oleh para ekstremis.

Namun sekarang keadaan berbalik. Lethwaite dikabarkan telah bergabung al-Shabab beberapa bulan setelah peristiwa London.

Jejak Lewthwaite di Kenya diendus sejak tahun 2007. Saat itu ia pindah ke Kenya dengan ketiga anaknya, memotong semua hubungan dengan keluarganya dan melibatkan dirinya dalam jaringan teroris.

Lewthwaite diduga sebelumnya melatih sekelompok pelaku pemboman bunuh diri yang semuanya perempuan di Somalia dan menjalankan fungsi sebagai juru bicara resmi Al Shabaab.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif