Solopos.com, NAIROBI — Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Selasa (24/9/2013), mengumumkan pengepungan terhadap pusat perbelanjaan atau Mal Westgate berakhir. Menurut dia, kerugian akibat serangan sekelompok pria bersenjata besar sekali dan 67 orang meninggal dunia.
“Kami telah mempermalukan dan mengalahkan para penyerang itu, Bagian dari tugas kami sudah rampung,” kata Presiden Kenyatta dalam pidato yang disiarkan televisi ke seluruh negara sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari AFP.
Kerugian akibat insiden itu, diakuinya sangat besar. Ia lalu menyerukan hari berkabung nasional selama tiga hari.
“Kami sangat terluka, tapi kita berani, bersatu dan kuat. Kenya telah telah menundukkan kejahatan dan menang. Kita telah mengalahkan musuh-musuh dan menunjukkan kepada seluruh dunia apa yang kita dapat capai.”
Kenyatta mengatakan 61 warga sipil dan enam anggota pasukan keamanan meninggal dalam pengepungan itu. Dia mengatakan lima penyerang telah tewas dan 11 tersangka ditangkap.
Sekelompok penyerang masuk ke pusat perbelanjaan empat lantai itu, Sabtu (21/9/2013) siang lalu, menembaki para pembeli dengan senjata otomatis dan melemparkan granat. Shebab yang terkait Al Qaida menyatakan pihaknya melakukan serangan itu.
Para militan Shebab mengepung Mal Westgate sejak Sabtu siang. Mereka terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan Kenya. Para militan itu, yang menyatakan mereka masih menahan sandera-sandera di dalam gedung itu, mengatakan serangan tersebut sebagai balasan atas kehadiran tentara Kenya di negara mereka.
Tentara Kenya menyerbu bagian selatan Somalia untuk menyerang pangkalan-pangkalan Shebab dua tahun lalu, bergabung dengan tuan tanah Somalia dan menguasai pelabuhan Kismayo dari para ektrimis. Tentara Kenya kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika (AMISOM) berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia sejak 2007.
Juru bicara Shebab Ali Mohamud Rage, Selasa, memperingatkan akan terjadi serangan-serangan lebih lanjut jika tentara Kenya tidak segera ditarik dari Somalia. Kenyatta mengatakan bahwa “penyelidikan forensik dilakukan untuk menentukan kewarganegaraan dari semua orang yang terlibat.”
Dari Jenewa Perdana Menteri Somalia Abdi Farah Shirdon mengatakan pada Selasa bahwa mereka yang berada di belakang pengepungan mematikan pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, harus diajukan ke pengadilan.
“Mereka harus memikul tanggung jawab,” kata perdana menteri itu dalam sidang hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa. “Tragedi ini telah membuat negara-negara kita lebih dekat.”