Soloraya
Rabu, 25 September 2013 - 16:24 WIB

PENEMUAN BENDA PURBAKALA : Honor Penemu Fosil Diupayakan Naik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Pusat Arkeologi Nasional mendorong peningkatan honorarium bagi warga penemu fosil purbakala. Rendahnya upah yang diterima dikhawatirkan kembali melanggengkan praktik jual-beli benda purbakala.

Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Bambang Sulistyanto, saat ditemui wartawan di sela-sela Pameran Arkeologi 2013 di Graha Soloraya, Rabu (25/9), mengklaim besaran honor penemu fosil selalu naik setiap tahun meski jumlahnya tak besar.
Tahun depan, pihaknya akan mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meningkatkan honor bagi warga penemu fosil purbakala.

Advertisement

“Meski tidak besar kompensasinya, nilainya terus ditingkatkan,” ujar Bambang.

Menurutnya, perbaikan anggaran kompensasi bagi penemu fosil dilakukan seiring maraknya penjualan fosil ilegal beberapa tahun lalu. Kasus terakhir di Soloraya, 2010, warga Kalijambe, Sragen, ditangkap aparat kepolisian setelah terlibat penyelundupan fosil hewan purba senilai miliaran rupiah. “Kami tidak ingin kecolongan di masa mendatang,” ucapnya.

Bambang menguraikan nilai kompensasi penemuan fosil bervariasi tergantung kualitas dan jenis temuan. Untuk temuan batok kepala (tengkorak), imbuhnya, pemerintah bisa memberi honor hingga puluhan juta. Ia menerangkan, batok kepala menjadi bagian terpenting untuk mengungkap peristiwa sejarah di masa itu.

Advertisement

“Pemberian kompensasi berupa materi ini sebenarnya stimulan saja. Yang terpenting adalah kesadaran warga mengamankan benda-benda ini,” tuturnya.

Pihaknya mengapresiasi kesadaran warga yang semakin hari semain meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya temuan yang diberikan ke Balai Pengelola Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, belakangan. Namun demikian, pihaknya tak akan berhenti memberi pemahaman pada masyarakat ihwal pentingnya penyelamatan fosil.

“Bagi warga yang menemukan tulang-belulang, mungkin menganggap tidak ada artinya. Tapi bagi arkeolog, sangat penting maknanya.”

Advertisement

Kasi Pemanfaatan dan Publikasi BPSMP Sangiran, Gunawan, mengungkapkan penemuan fosil purbakala terus bertambah seiring ekskavasi di sejumlah kluster di kawasan Sangiran. Tahun ini, pihaknya mendapati 50 fragmen yang ditemukan di Bukuran, Dayu, hingga Manyarejo, Kecamatan Plupuh. “Kemarin ada yang menemukan rahang atas gajah. Karena fosilnya masih baik, kami hargai Rp10 juta,” ucapnya.

Senada Bambang, Gunawan mengatakan praktik jual-beli fosil illegal terus berkurang seiring penangkapan warga tiga tahun silam. Saat ini, pihaknya masih getol menyosialisasikan penyelamatan benda purbakala hingga tingkat RT.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif