Jogja
Rabu, 25 September 2013 - 12:50 WIB

Mahasiswa UGM Teliti Kulit Jeruk Bali untuk Atasi Osteoporosis

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meneliti kulit jeruk bali untuk mengatasi osteoporosis. (Istimewa)

Harianjogja.com, SLEMAN—Susu kalsium yang disandingkan dengan kulit jeruk bali lebih efektif mengatasi osteoporosis dibandingkan konsumsi susu tinggi kalsium atau hanya jeruk bali.

Mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ragil Setia D. mengatakan, selama ini perempuan yang mengalami menopause memilih mengkonsumsi susu tinggi kalsium atau suplemen kalsium untuk mencegah osteoporosis.

Advertisement

Adapun konsumsi tersebut tidak dapat secara efektif mencegah lantaran penyebab pengeroposan tulang lantaran produksi hormon estrogen berkurang.

Bersama ketiga rekan, Annisa Novarina, Amanita Khoiril Hana dan Laeli Muntafiah, tim menambahkan ekstrak lain yang secara efektif membantu memadatkan tulang. Dari sekian bahan alam, keempatnya memilih menambahkan kulit jeruk bali.

Advertisement

Bersama ketiga rekan, Annisa Novarina, Amanita Khoiril Hana dan Laeli Muntafiah, tim menambahkan ekstrak lain yang secara efektif membantu memadatkan tulang. Dari sekian bahan alam, keempatnya memilih menambahkan kulit jeruk bali.

“Kulit jeruk bali mengandung senyawa flavonoid berupa naringin dan hesperidin. Keduanya memiliki sifat estrogenik yang mampu meningkatkan densitas tulang dengan mekanisme aksi menyerupai hormon estrogen,” ujar dia saat ditemui dalam bincang-bincang pemenang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXVI 2013 di kampus UGM, Selasa (24/9/2013).

Kajian literatur itu dikembangkan tim untuk menjadi ekstrak tambahan susu tinggi kalsium. Namun, imbuh dia, bukan berarti kulit jeruk bali dapat langsung dimanfaatkan. Kulit jeruk bali tersebut perlu melalui proses penambahan satu atau lebih zat gizi dalam makanan atau fortifikasi.

Advertisement

Fortifikasi kulit jeruk bali ini dan susu tinggi kalsium ini diujicobakan pada 38 tikus betina secara oral. Kondisi tikus, sebagian di antaranya merupakan masih normal dan sisanya sudah tidak memiliki ovarium.

Pengujian ini berlangsung selama 28 hari, kemudian tulang femur atau tulang paha tikus diambil untuk menghitung kualitas denisitas tulang.

“Kombinasi ekstrak kulit jeruk bali dan susu tinggi kalsium dapat meningkatkan kepadatan tulang. Karena fitoestrogen pada ekstrak meningkatkan kepadatan tulang. Meski tidak signifikan, kepadatan tulang tikus setelah 28 hari bertambah 3%,” ungkapnya.

Advertisement

Kerja keras tim selama 2-3 bulan ini diakui Laeli memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah perawatan 38 tikus. Sebab keempat anggota harus setiap hari datang ke kandang untuk memberikan susu dan merawat. Tanpa pemeliharaan yang baik, tikus-tikus tersebut dapat mati sebelum penelitian selesai.

Berbekal riset tersebut, tim berhasil meraih medali emas untuk poster dan medali perunggu untuk presentasi pada Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) Pimnas XXVI 2013 di Lombok, NTB. Ke depan, keempatnya berharap penelitian ini dapat diwariskan kepada adik-adik kelas.

“Meski butuh waktu lebih dari 20 tahun dan menjalani penyempurnaan, penelitian dan formulasi lebih lanjut, kami ingin riset ini dapat bermanfaat untuk masyarakat. Karena itu, kami mewariskan riset ini pada adik tingkat,” tukas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif