Lifestyle
Rabu, 25 September 2013 - 17:03 WIB

KESEHATAN REPRODUKSI : Sering Keputihan, Kenapa Ya?

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesehatan reproduksi wanita (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Keputihan bukanlah hal asing bagi kalangan perempuan. Hampir semua wanita mengalami keputihan. Keputihan (flour albus) adalah cairan berlebihan yang keluar dari vagina.

Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.

Advertisement

Seorang dosen Akademi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) PKU Muhammadiyah Solo, Rusiana Sri Haryanti, menerangkan keputihan adalah hal normal yang dialami seorang wanita.

Biasanya keputihan terjadi saat seseorang berada pada masa subur. “Masa subur yaitu masa setelah menstruasi atau jeda menjelang menstruasi bulan berikutnya,” jelasnya saat ditemui JIBI/Koran O di ruang kerjanya, Selasa (24/9/2013).

Advertisement

Biasanya keputihan terjadi saat seseorang berada pada masa subur. “Masa subur yaitu masa setelah menstruasi atau jeda menjelang menstruasi bulan berikutnya,” jelasnya saat ditemui JIBI/Koran O di ruang kerjanya, Selasa (24/9/2013).

Seorang perempuan asal Cemani, Sukoharjo, Vera, 24, mengungkapkan selama ini ia rutin mengalami keputihan minimal sebulan sekali. Yaitu sepekan setelah haid. “Biasanya keluar sekitar empat harian,” ujarnya.

Biasanya, kata Vera, saat keputihan alat kemaluannya mengeluarkan cairan bening yang bentuknya seperti jel. Terkadang warnanya lebih kentara ke arah warna putih. Karena merasa tidak nyaman dengan keluarnya cairan itu, Vera selalu menggunakan pembalut tipis ketika sedang keputihan.

Advertisement

Selain itu, ungkapnya, Vera sengaja menggunakan pembalut tipis saat keputihan untuk menjaga organ kewanitaannya. Vera yang setiap hari bekerja sebagai asisten apoteker ini merasa ketika bekerja, ia sering mengeluarkan keringat berlebihan.

Jika saat keputihan hal itu terjadi, dikhawatirkan daerah kewanitaannya semakin lembab. Padahal daerah kewanitaan yang terlalu lembab, katanya, tidak baik dari sisi kesehatan.

“Saya khawatir bisa mengundang jamur sehingga bisa gatal atau bahkan sampai infeksi. Kalau kita pakai pembalut, keringat yang berlebihan bisa terserap,” katanya.

Advertisement

Seorang karyawan swasta asal Jebres, Lisana, 28, juga mengaku hampir selalu keputihan pada tanggal-tanggal tertentu setiap bulannya.

Menurut informasi yang ia peroleh, tanggal-tanggal terjadinya keputihan yaitu saat ia mengalami masa subur. “Aku keputihan pada hari jeda setelah menstruasi dan sebelum menstruasi berikutnya,” katanya.

Ketika keputihan, ungkapnya, Lisana biasanya mengeluarkan cairan bening dari organ kewanitaannya. Karena jumlahnya tidak terlalu banyak, Lisana tidak menggunakan pembalut wanita ketika keputihan.

Advertisement

Ia justru mengaku tak nyaman jika harus menggunakan pembalut wanita. “Sebenarnya tidak nyaman. Tapi cairan yang keluar dan sampai ke celana dalam hanya sedikit. Jadi aku tidak pakai pembalut wanita,” ujarnya.

Namun, katanya, karena keputihan itu ia harus selalu membersihkan organ kewanitaannya terlebih dahulu, ketika akan melaksanakan ibadah salat. Menurutnya, cairan keputihan itu termasuk najis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif