Soloraya
Selasa, 24 September 2013 - 18:03 WIB

PENEMUAN MAYAT SRAGEN : Pedang untuk Memutilasi Siska Ditemukan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kasubbaghumas Polres Sragen AKP Sri Wahyuni, Selasa (24/9/2013), menunjukkan pedang yang digunakan tersangka Eko Sunarno untuk memutilasi warga Sidomulyo RT 046/RW 013, Sragen Wetan, Sragen, Siska Tri Wijayanti, 23. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Sebilah pedang dengan gagang kepala burung rajawali berwarna emas diduga digunakan warga Kampung Bangak, RT 002/001, Sine, Sragen Wetan, Sragen, Eko Sunarno alias Ahmad Syaifudin Yuhri, 32, untuk mengeksekusi Siska Tri Wijayanti, 23, warga Sidomulyo RT 046/013, Sragen Wetan, Sragen, Minggu (22/9/2013).

Tim Polres Sragen dan Tim SAR Himalawu Kabupaten Sragen berhasil menemukan pedang sepanjang 60-70 sentimeter di dasar sungai sedalam tiga meter, di bawah Jembatan Ngablak di Dukuh Sumber, Singopadu, Sidoharjo, Senin (23/9) sekitar pukul 14.00 WIB. Lokasi penemuan berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi penemuan mayat Siska yang mengapung di Sungai Mungkung, perbatasan Dukuh Karangmanis, Pandak, Sidoharjo, dan Dukuh Gabusan, Tangkil, Sragen, Minggu (22/9/2013) sekitar pukul 11.30 WIB. Sebelumnya Eko mengklaim menggunakan samurai untuk mutilasi kepala Siska. Ternyata senjata yang digunakan adalah pedang.

Advertisement

Pemilik Salon Kencana itu meregang nyawa dengan cara ditusuk, dibakar dan dimutilasi di salah satu ladang dekat Sungai Mungkung, milik Pawiro Paimin, warga Pandak RT 013 A, Pandak, Sidoharjo. Informasi yang dihimpun solopos.com, dari Polres Sragen, pelaku hanya mutilasi kepala korban. Sedangkan tangan dan kaki korban putus karena pelaku menyeret tubuh korban yang sudah hangus terbakar saat hendak dibuang ke sungai.

Kasubbag Humas Polres Sragen, AKP Sri Wahyuni, didampingi Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Yohanes Trisnanto, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, menuturkan kondisi tubuh korban terbakar stadium IV sehingga wajar apabila bagian tubuh mudah putus saat dipegang. Terlebih pelaku menyeret tubuh korban di lokasi terjal.

Lebih lanjut Sri Wahyuni menjelaskan pedang yang digunakan pelaku dibuang saat perjalanan pulang ke rumah di Bangak, Sine, usai melakukan mutilasi. Eko membuang senjata untuk mutilasi saat melintas di Jembatan Ngablak dengan cara melempar pedang berlumuran darah ke sungai menggunakan tangan kiri.

Advertisement

“Pedang ditemukan berdasarkan hasil interogasi terhadap tersangka. Eko membuang pedang sembari mengendarai sepeda motor. Tersangka menceritakan lokasi pembuangan senjata Senin pagi. Kemungkinan pedang diambil dari rumah di Bangak. Pedang diselipkan di pinggang,” kata Sri Wahyuni saat ditemui solopos.com di ruang kerja Kasat Reskrim Polres Sragen, Selasa (24/9/2013).

Lebih lanjut Sri Wahyuni menuturkan pedang akan dikirim ke Labfor Mabes Polri Cabang Semarang untuk identifikasi apakah darah yang menempel pada pedang identik dengan darah korban. Hal itu untuk memastikan senjata itu betul digunakan Eko untuk munghabisi nyawa ibu satu anak. Dia juga memaparkan kondisi Eko normal dan tidak ada kesulitan berkomunikasi.

Pelaku dikatakan kooperatif saat dimintai keterangan. Sri Wahyuni menceritakan Eko sempat mengaku kepada petugas Polres Sragen mengikuti bela diri pencak silat. Eko menunjukkan kemahiran bela diri di hadapan Kapolres Sragen saat berkunjung ke ruang tahanan Reskrim Polres Sragen, Selasa pagi.

Advertisement

“Eko sehat dan normal. Tidak ada tanda-tanda sakit jiwa. Soal dia yang tergabung sebagai aktivis Satgas Penegak HAM, Eko mengaku baru beberapa bulan terakhir. Kami masih akan mengembangkan kasus ini. Kapolres mengucapkan terima kasih bantuan Koramil, Tim SAR Himalawu dan warga sekitar yang membantu ungkap kasus hingga selesai,” ujar Sri Wahyuni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif