Soloraya
Selasa, 24 September 2013 - 08:29 WIB

BENCANA KEKERINGAN : Berburu Air, Warga Paranggupito Wonogiri Mengebor 98 Meter

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja mengoperasikan alat pengeboran di Dusun Bandungan, Desa/Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Senin (23/9/2013). Pengeboran ini untuk mendapatkan air dari sungai bawah tanah yang diperkirakan berada di kedalaman 98 meter. ( Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)


Pekerja mengoperasikan alat pengeboran di Dusun Bandungan, Desa/Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Senin (23/9/2013). Pengeboran ini untuk mendapatkan air dari sungai bawah tanah yang diperkirakan berada di kedalaman 98 meter. (
Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Berbagai cara dilakukan warga di daerah kekeringan untuk berburu air. Salah satunya dengan mengebor sebidang tanah sedalam 98 meter di Dusun Bandungan, Desa/Kecamatan Paranggupito, Wonogiri.

Advertisement

Diperkirakan pada kedalaman tersebut ada sungai bawah tanah yang masih berhubungan dengan sumber air Banyutowo, yang berjarak 500 meter dari lokasi. Hingga hari kedua pelaksanaan pengeboran, atau Senin (23/9/2013), mata bor baru menembus kedalaman enam meter.  Warga mengaku menemui kendala saat pengeboran karena lokasi yang dibor berupa batu kapur. Pengeboran yang didukung pendanaan dari Give Away Project tersebut diharapkan bisa menghasilkan air bersih dengan debit 30 liter/detik hingga 40 liter/detik.

Pantauan Solopos.com, di lokasi pengeboran, Senin, dua pekerja sedang mencoba memasukkan mata bor ke dalam tanah dengan bantuan aliran air yang diperoleh dari Telaga Tangkil, yang berada hanya tiga meter dari lokasi. Dari pengeboran itu, tampak pecahan batu kapur keluar dari dalam tanah.  Menurut salah satu pekerja, Riyono, saat kali pertama mengebor, dirinya masih mendapati lapisan tanah sedalam setengah meter. Namun setelah itu, mata bor selalu bertemu batu.

“Untungnya ini batu kapur yang masih bisa ditembus. Karena yang kami hadapi batu, hari ini [Senin] baru bisa sampai enam meter. Padahal perkiraan kedalaman untuk dapat air adalah 98 meter,” ungkap dia, saat ditemui wartawan di lokasi setempat, Senin.

Advertisement

Enam Dusun

Kepala Desa Paranggupito, Suparmo, mengatakan upaya warga mengebor air di sungai bawah tanah didasari keinginan warga setempat untuk terbebas dari bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap musim kemarau.

Saat ini, warga setempat sudah membeli air pada pengusaha air bersih seharga Rp140.000 per tangki. Suparmo menjelaskan dengan perkiraan debit air yang bakal dihasilkan sebesar 30-40 liter/detik, masalah kekeringan di sedikitnya enam dusun akan terselesaikan. Enam dusun dimaksud adalah Dusun Bandungan dan Karangkulon (Desa Paranggupito) serta Dusun Jarakan, Jati, Jahen, dan Dawung (Desa Gudangharjo). Enam dusun itu dihuni puluhan ribu jiwa.

Advertisement

Suparmo cukup optimistis pengeboran ini akan berhasil mengingat berdasarkan penelitian yang melibatkan sejumlah ahli dari berbagai kota di Indonesia, lokasi pengeboran berada di tengah sebuah sungai dalam tanah yang memiliki lebar 20 meter. Menurutnya, warga Paranggupito sangat mendukung kegiatan ini, terbukti mereka rela memberikan tanah mereka secara suka rela untuk dijadikan lokasi pengeboran dan calon bak penampungan yang berkarak sekitar 800 meter dari titik pengeboran.

“Ya karena ini sudah dinanti-nantikan. Warga kami sangat mendukung. Bahkan sudah siap iuran membeli pipa,” ujar dia.

Sementara itu, kendati menemui beberapa kendala, khususnya terkait medan berbatu, koordinator proyek penyedotan air, Anding Sukiman, menyatakan  pihaknya akan terus bergerak. Dengan dukungan dari sejumlah kalangan yang dihimpun melalui jejering sosial, Anding mengaku ada dana ratusan juta yang sudah disiapkan. Menurutnya, kalangan yang tidak mau disebutkan namanya itu adalah orang-orang Wonogiri yang sudah bekerja dan sukses di luar kota, namun memiliki kepedulian pada kampung halaman mereka.

Selain dalam bentuk uang, dukungan terhadap proyek pengentasan masalah kekeringan ini juga berwujud barang. Sebagai contoh, ada puluhan kardus air mineral yang disiapkan di lokasi untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan warga yang hendak membantu. Menurut Anding, bantuan itu datang dari pihak yang peduli terhadap perjuangan warga Paranggupito.  “Ada lagi yang siap menyumbang pipa. Tapi saya katakan nanti dulu, kalau air sudah bisa keluar, silahkan kalau mau membantu pipa. Ini kami berusaha agar air bisa keluar secepatnya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif