Solopos.com, BOYOLALI –– Dana senilai Rp3,5 miliar digunakan lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Boyolali, tahun ini. Mayoritas dana tersebut dikonsentrasikan terhadap pembangunan fisik sasaran warga miskin (Gakin).
Hal itu sebagaimana disampaikan asisten infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan Boyolali, Budi Cahyo kepada Solopos.com, Kamis (9/9/2013).
“70 Hingga 80 persen dialokasikan pembangunan fisik. Namun program mulai [terkonsentrasi] kegiatan individu, sifatnya waga miskin,” katanya di sela-sela acara pelatihan penguatan kapasitas unit pengelola lingkungan (UPL) di Kantor Desa Cangkringan, Kecamatan Banyudono.
Pembangunan fisik dengan sasaran tersebut, lanjut dia, misalkan rehab rumah dan pembangunan jamban warga. “Pembangaunan sarana prasarana umum masih ada, tapi jauh lebih kecil,” tambahnya.
Program PNPM Mandiri Perkotaan itu menyentuh lima kecamatan di Kota Susu. Selain kecamatan Boyolali Kota, program terdapat di Ngemplak, Sawit, Banyudono dan Teras. “Total 61 desa,” tukas Cahyo.
Sementara pelatihan UPL itu diterangkannya bertujuan meningkatkan kualitas produk fisik PNPM. “Mereka kan bertugas memberikan bimbingan teknis terhadap kelompok swadaya masyarakat [BKM], mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan fisik dan laporan pertanggung jawaban,” beber Cahyo.
Rata-rata satu desa melibatkan seorang UPL. UPL diterangkan Cahyo merupakan gugus tugas di bawah BKM. “Tugasnya juga memverifikasi setiap tahap pelaksanaan program,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, disampaikan materi pengenalan campuran material ideal dalam pembangunan fisik. Juga disampaikan cara memeriksa kekuatan beton dan sebagainya.