News
Kamis, 19 September 2013 - 17:17 WIB

KEDELAI IMPOR : Bulog Jateng Dapat Jatah 28.000 Ton

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Tengah dipastikan bakal mendapat kuota kedelai impor sebanyak 28.000 ton.

Kuota tersebut bakal dibagikan kepada 36 koperasi tahu dan tempe (Kopti) yang tersebar di sejumlah daerah di Jateng.

Advertisement

“Diperkirakan cukup untuk kebutuhan tiga bulan. Hanya saja, sampai saat ini kami belum mendapatkan kepastian kapan kuota tersebut bisa diterima. Kemungkinan akhir November atau akhir Desember,” jelas Kepala Bulog Jateng, Witono, saat ditemui wartawan disela-sela Dialog Umum Tentang Peningkatan Produksi dan Ketersediaan Komoditas Kedelai Jateng, di Kantor Bakorwil II Jateng, Kamis (19/9/2013).

Dia menyebutkan, Jateng mendapat porsi terbanyak untuk mendapatkan kuota kedelai impor dari Bulog.
Secara nasional saja hanya 100.000 ton dan dibagikan ke sebelas provinsi yang memiliki sentra tahu dan tempe. Nantinya, kedelai tersebut akan dijual sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 49/2013 yaitu Rp8.490 per kilogram.

Kuota 28.000 ton itu, lanjut Witono, juga sudah diperhitungkan dengan volume kedelai impor yang dibawa importir dan proyeksi produksi kedelai lokal. Sehingga harapannya tidak akan terjadi over kuota kedelai yang menyebabkan jatuhnya harga kedelai lokal.
“Tapi paling tidak impor kedelai tersebut mampu mencukupi 75% kebutuhan kedelai perajin tahu tempe di Jateng,” kata dia.

Advertisement

Sekretaris Puskopti Jateng, Rifai, memberikan gambaran kebutuhan kedelai Jateng mencapai 750.000 ton per tahun. Sementara produksi kedelai Jateng hanya 152.416 ton. Sehingga, ada potensi impor 597.584 ton.

Dan saat ini, kata dia, harga kedelai sudah sangat mahal. Potensi harga kedelai eceran bisa mencapai Rp9.500 hingga Rp10.000 per kilogram.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif