SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bangsu Siswa (Dok/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO – Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) menawarkan beasiswa bagi pelajar yang menggeluti seni keroncong di Kota Solo. Sedikitnya 10 pelajar bakal dikucuri beasiswa senilai Rp200.000 per bulan selama 24 bulan dimulai tahun ini.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hamkri, Iwan Kresna Setiadi, mengatakan beasiswa tersebut bertujuan mendorong kemajuan musik keroncong dalam belantika musik di Indonesia. Iwan mengapresiasi dukungan masyarakat Solo dalam perkembangan musik keroncong yang semakin maju.
“Rencananya mulai tahun depan. Kalau yang mengajukan lebih dari 10 siswa akan diseleksi oleh DPC Hamkri Solo,” paparnya kepada wartawan di sela-sela Solo Kerocong Festival (SKF), Sabtu (14/9/2013) malam.
Iwan mengatakan beasiswa tersebut diperuntukkan bagi siswa jenjang SD, SMP maupun SMA/SMK yang mempunyai minat dan prestasi di bidang seni keroncong dan memiliki nilai rata-rata minimal 7,5 di sekolahnya. Selain Solo, pihaknya juga pernah memberikan beasiswa serupa di beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Wonosobo dan Semarang.
“Ini hanya untuk memancing pihak-pihak yang peduli dengan seni budaya, saya berikan di Solo karena melihat antusias dan apresiasi masyarakat Solo yang luar biasa terhadap keroncong,” terangnya.
Terkait perkembangan keroncong, Iwan menilai generasi muda sudah memiliki antusias terhadap musik keroncong. Menurutnya, hal itu terlihat dari banyaknya penampilan anak-anak dan remaja yang tampil saat SKF. Menurutnya, perkembangan keroncong di Solo cukup pesat karena didukung dengan apresiasi masyarakat Solo yang cukup bagus, dukungan dari pengurus Hamkri Solo dan Pemkot Solo serta banyaknya komunitas keroncong di Solo.
Sementara itu, Ketua DPC Hamkri Solo, Willy Tandyo Wibowo, mengaku telah berkoordinasi dengan Iwan terkait operasional pemberian beasiswa tersebut. Soal perekrutan, lanjutnya, pihaknya bakal melihat potensi pelajar yang memiliki minat dan prestasi musik keroncong dan diutamakan dari keluarga kurang mampu.
“Karena jumlahnya terbatas jadi kami akan melihat anak yang senang dengan keroncong dan punya potensi serta berasal dari keluarga kurang mampu,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (15/9/2013).
