Solopos.com, WONOGIRI — Dua tahun lalu, saat masih menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), pernah mengajak rombongan calon investor sorgum asal Brunei Darussalam untuk melihat potensi lahan sorgum di Wonogiri.
Namun, kesibukan kegiatan politik dan karir, membuat dua tahun itu berjalan stagnan. Kini, Jokowi kembali ke Kota Gaplek, masih dengan misi yang sama.
Lahan sorgum di Kelurahan Mojopuro, Kecamatan Wuryantoro, tidak luas. Ukurannya saja hanya sekitar 100 meter persegi (m2). Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Mojopuro, Surono, juga tak menampik hal itu.
Di kelurahannya, total hanya ada 10 hektare lahan yang ditanami sorgum. Siapa sangka, lahan sorgum secuil itu mampu menarik kedatangan rombongan calon investor sorgum asal Brunei Darussalam, bahkan dengan ditemani orang nomor satu di Jakarta, Jokowi.
Walau terik matahari mulai membakar kulit, Sabtu (14/9/2013) tengah hari, rombongan itu sangat antusias melihat bagaimana produksi sorgum di Kelurahan Mojopuro. Lokasi lahannya berada kurang dari satu kilometer (km) dari jalan raya Wuryantoro-Eromoko.
Setelah meneliti baik-baik, memetik sedikit biji sorgum, memotong sedikit batang sorgum bahkan menyesapnya, rombongan tersebut terlihat puas. Jokowi pun demikian. Kepada wartawan yang mengikuti kedatangannya, Jokowi mengatakan lahan di daerah Wonogiri selatan yang kering ternyata bisa menghasilkan sorgum berkualitas.
“Ini tindak lanjut dari dua tahun lalu. Ya sempat macet karena ya kesibukan masing-masing. Tapi sekarang serius. Semoga saja positif jadi,” kata Jokowi.
Misi mendatangkan investor lintas negara ini sudah dimulai dua tahun silam ketika Jokowi masih jadi Walikota Solo. Dia melihat Wonogiri punya potensi sebagai lahan sorgum.
Apalagi Wonogiri memiliki ribuan hektar lahan yang pada musim kemarau selalu dibiarkan bera karena kekeringan. Jokowi yakin kalau lahan-lahan kering itu ditanami sorgum, dan hasilnya ditampung perusahaan, warga setempat akan lebih sejahtera.