Soloraya
Sabtu, 14 September 2013 - 05:17 WIB

PENDERITA TUMOR : Pemkab Tanggung Biaya Operasi Mbah Sami

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Sami, 60, penderita tumor di pinggang dan ketiaknya tertunduk malu saat bertemu wartawan di Dusun Selorejo, Desa Krakitan, Bayat, Klaten, Rabu (11/9/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)


Mbah Sami, 60, penderita tumor di pinggang dan ketiaknya tertunduk malu saat bertemu wartawan di Dusun Selorejo, Desa Krakitan, Bayat, Klaten, Rabu (11/9/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito, memastikan biaya operasi pengangkatan dua tumor di tubuh Mbah Sami, 60, warga Selorejo, Krakitan, Bayat, akan ditanggung menggunakan Jamkesda.

Advertisement

Hal itu dikemukakan Ronny saat dihubungi Solopos.com, Jumat (13/9/2013). Ronny menjelaskan, dirinya sudah menerjunkan petugas untuk mengetahui kondisi Mbah Sami di rumahnya pada Kamis (12/9/2013).

“Berdasarkan hasil kunjungan ke rumah yang bersangkutan, kami lalu berembuk masalah ini. Kami menyimpulkan operasi pengangkatan tumor itu akan dibiayai Jamkesda [Jaminan Kesehatan Daerah].”

Lebih lanjut, Ronny sudah meminta petugas dari Puskesmas Bayat untuk mendampingi Mbah Sami memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Pemeriksaan kesehatan tersebut bertujuan memastikan diagnosis setelah mendapatkan penanganan medis.
“Hasil diagnosis tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan selanjutnya,” terangnya.

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, sejak menderita penyakit tumor setahun lalu, kepercayaan diri Mbah Sami mulai luntur. Benjolan besar di pinggang dan ketiak kirinya membuatnya enggan keluar rumah. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan melamun dan tiduran dengan posisi tengkurap di atas ranjang.

Sadiyem, 57, adik Mbah Sami mengakui, penyakit tumor yang diderita kakaknya sudah cukup parah. Benjolan di pinggangnya terlihat jelas kendati masih mengenakan pakaian. Benjolan tersebut baru ketahuan setelah enam bulan lamanya. “Dulu benjolan itu masih kecil dan hanya ada satu di pinggangnya. Sekarang benjolan itu makin bertambah besar dan bertambah satu lagi di ketiak kirinya,” jelas Sadiyem.

Sadiyem mengakui selama ini kakaknya masih tinggal serumah dengannya. Penghasilan dirinya sebagai buruh tani tidak cukup untuk membiayai operasi pengangkatan tumor kakaknya. Sebagai orang tidak mampu, mestinya Mbah Sami bisa mendapatkan layanan kesehatan secara gratis melalui Jamkesda maupun Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Mbah Sami menjadi bukti ketidaktepatan sasaran dua program kesehatan yang diunggulkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif