Solopos.com, BOYOLALI — Warga di empat kecamatan di Boyolali mengajukan bantuan suplai air 864 tangki atau 4.320.000 liter, dengan asumsi satu tangki berkapasitas 5.000 liter. Pengajuan itu menyusul kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah Kota Susu dalam musim kemarau ini.
Pengajuan itu datang dari Wonosegoro, Andong, Juwangi dan Musuk. “Terbanyak, pengajuan dari Kecamatan Musuk,” terang Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto mendampingi Kepala BPBD Boyolali, Suyitno, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (11/9/2013).
Warga Kecamatan Musuk, lanjut Purwanto, mengajukan 720 tangki air. Sejumlah 550 tangki air dikatakannya diajukan untuk dialokasikan ke sejumlah desa.
“Selebihnya untuk kebutuhan air di masjid,” terangnya.
Sementara warga Kecamatan Wonosegoro tercatat mengajukan bantuan air 122 tangki. Bantuan itu diajukan untuk kebutuhan warga 10 desa, yakni Garangan, Ngablak, Bengle, Bandung, Bojong, Gunungsari, Bercak, Kalinanas, Jatilawang dan Gilirejo.Ribuan kepala keluarga disebut sebagai calon penerima bantuan itu.
Sementara warga Juwangi mengajukan 21 tangki bantuan air. “Andong hanya satu desa, Kunti. Untuk Kemusu dan Karanggede belum ada pengajuan,” imbuh Purwanto.
Dia menyebut Bakorwil mulai mendistribusikan bantuan sejak Rabu (4/9/2013) lalu. Rata-rata satu tangki memuat 5.000 liter air.
“Ada bantuan dari Bakorwil ada juga dari Pemda dengan dana APBD yang dikoordinir bagian Kesra,” kata Kepala BPBD Boyolali, Suyitno.
Suytino menerangkan distribusi bantuan lewat APBD Boyolali dijadwalkan mulai Kamis (12/9/2013). Selain itu, dia menilai dibutuhkan prasarana tambahan untuk mengatasi bencana kekeringan tahunan di beberapa daerah rawan tersebut.
Dia berencana mengajukan bantuan untuk pengadaan tampungan air.