News
Rabu, 11 September 2013 - 14:32 WIB

Garuda dan Lion Siap Salip Singapore Airlines

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA—Grup Garuda Indonesia dan Lion Air diprediksi mengungguli Grup Singapore Airlines menjadi maskapai dengan jumlah armada terbesar di Asia Tenggara pada akhir tahun ini seiring dengan belanja besar-besaran dua maskapai itu.

Berdasarkan data lembaga riset penerbangan CAPA Center for Aviation, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat ke-100 pada akhir Agustus lalu, sedangkan Lion Air akan menerima pesawat ke-100 pada akhir tahun ini.

Advertisement

Saat ini, hanya satu maskapai di Asia Tenggara yakni Singapore Airlines (SIA) yang memiliki lebih dari 100 pesawat. Namun, pesawat SIA yang kini mencapai 102 unit bakal menyusut menjadi 101 dalam beberapa bulan ke depan, sedangkan Garuda dan Lion terus berkembang pesat.

ilustrasi (JIBI/dok)

Advertisement

ilustrasi (JIBI/dok)

“Tonggak jumlah armada ke-100 adalah prestasi signifikan bagi Garuda dan Lion. Operator besar lain di wilayah ini yakni Malaysia Airlines dan Thai Airways juga kini mengoperasikan lebih dari 90 pesawat,” tulis lembaga riset yang berbasis di Sydney Australia itu, Rabu (11/9/2013).

Kepada CAPA, manajemen Grup Lion Air menyatakan perseroan berencana mengoperasikan 145 unit pesawat akhir tahun ini, sedangkan Garuda berkomitmen mengoperasikan 139 unit armada pada akhir tahun ini.

Advertisement

“Jumlah pesawat itu tidak hanya ditempatkan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri dengan membentuk maskapai baru menggandeng investor lokal,” kata Rusdi.

Grup AirAsia juga berharap memiliki 138 unit akhir tahun ini termasuk 137 unit di Asia Tenggara dan satu unit untuk memulai operasi AirAsia India. SIA pun berharap punya 139 unit pada tahun fiskal 31 Maret tahun depan sedangkan akhir tahun ini diproyeksikan mencapai 138 unit.

CAPA menilai SIA kini menjadi maskapai dengan armada terbesar tetapi segera disalip Garuda yang saat ini sudah mengoperasikan 129 unit dan Lion yang kini sudah 134 unit.

Advertisement

AirAsia pun bakal menyalip SIA apalagi maskapai berbasis di Singapura itu tengah mengurangi lima armada A340-500s dalam beberapa bulan ke depan akibat rendahnya layanan non-stop rute LA dan Newark.

“Jatuhnya SIA dari daftar maskapai dengan armada terbanyak merupakan refleksi dari dinamika pergeseran pasar di Asia Tenggara,” tulis riset itu.

Menurut CAPA tingginya permintaan layanan penerbangan regional dan bertarif murah (LCC) menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar penerbangan di kawasan ini dalam 10 tahun terakhir.

Advertisement

SIA dinilai kepayahan mengejar pertumbuhan sehingga akhirnya merespon dinamika itu dengan meluncurkan maskapai jarak jauh LCC yakni Scoot sekaligus mempercepat ekspansi anak usaha full service di kawasan regional yakni SilkAir.

Hanya saja, tulis CAPA, pesaing di Indonesia tumbuh lebuh cepat apalagi didukung sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di antara negara berkembang. SIA dinilai masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan tinggi karena fokus pada layanan jarak jauh dan premium.

Meski begitu, lembaga riset yang didirikan pada 1990 ini menilai jenis pesawat berbadan lebar (widebody) milik SIA agak memberatkan mengingat hampir seluruh armada Lion berbadan sempit atau lorong tunggal (narrowbody).

Garuda hanya punya 20 unit widebody meski dalam rencana menambah beberapa tipe A330 dan 777-300ER. AirAsia pun hanya mengandalkan A320 meski mengoperasikan widebody pada AirAsia X yang akan memiliki A330 pada akhir tahun ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif