Soloraya
Minggu, 8 September 2013 - 06:03 WIB

PASAR NGUPIT KLATEN: Bertahan Dalam Rapuhnya Bangunan Pasar...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Ngupit melayani pembeli di kiosnya yang kondisinya sudah memprihatinkan, Sabtu (7/9/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)


Pedagang Pasar Ngupit melayani pembeli di kiosnya yang kondisinya sudah memprihatinkan, Sabtu (7/9/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pasar Ngupit berlokasi di jalan Klaten-Jatinom, tepatnya di kawasan Ngawen. Pasar tradisional yang berlokasi di jalur Klaten-Boyolali tepatnya di perbatasan Kecamatan Ngawen dan Jatinom itu buka setiap hari dari pagi hingga siang.

Advertisement

“Di sini ada ratusan pedagang. Aktivitas jual beli selalu ada di pasar ini setiap hari,” jelas Sri Rejeki, 45, salah seorang pedagang toko kelontong di Pasar Ngupit saat ditemui Solopos.com di kiosnya, Sabtu (7/9/2013).

Sembari melayani pembeli, warga Dusun Kwaon, Desa Jemawan, Jatinom, itu bercerita tentang awal mulanya berjualan di Pasar Ngupit. “Dulu saya mulai jualan di sini sejak kecil karena ikut membantu orang tua. Jadi sudah puluhan tahun saya jualan di pasar ini,” ujar Sri Rejeki.

Advertisement

Sembari melayani pembeli, warga Dusun Kwaon, Desa Jemawan, Jatinom, itu bercerita tentang awal mulanya berjualan di Pasar Ngupit. “Dulu saya mulai jualan di sini sejak kecil karena ikut membantu orang tua. Jadi sudah puluhan tahun saya jualan di pasar ini,” ujar Sri Rejeki.

Bagi Sri Rejeki, Pasar Ngupit adalah ladang untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia mencukupi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya dengan berjualan di Pasar Ngupit. Selama bertahun-tahun menjadi pedagang Pasar Ngupit, Sri Rejeki sudah berpindah-pindah dari kios satu kios lainnya.

Tambal Sulam

Advertisement

“Pemerintah itu mbok ya sekali-kali datang ke Pasar Ngupit. Silakan tengok bagaimana kondisinya,” pintanya kepada Pemkab Klaten.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, bangunan Pasar Ngupit sudah lapuk dimakan usia. Bahkan kalangan pedagang sampai tidak ingat kapan terakhir kali Pasar Ngupit diperbaiki. Kelapukan itu terlihat dari banyaknya retakan tembok bangunan kios pasar.

“Tembok ini sudah tambal sulam banyak sekali menggunakan uang pribadi. Kalau tidak pakai uang sendiri, mau pakai uang siapa lagi.”

Advertisement

Selain tembok, atap bangunan kios dan los Pasar Ngupit juga sudah keropos. Pedagang sudah berkali-kali mengganti usuk dan reng pada atap yang sudah keropos tersebut. Saat musim hujan tiba, pedagang kerepotan untuk melindungi barang-barangnya dari kebocoran.

Pedagang juga memperbaiki atap teras yang sudah rusak parah semampunya. Pedagang hanya memasang seng pada atap teras tersebut. Pemasangan seng yang sudah keropos tersebut terkesan asal-asalan. Supaya lebih kuat, pedagang sengaja memasang batu atau bata di atas seng itu. Pedagang sengaja memasang tiang bambu untuk menyangga atap teras itu.

“Melihat kondisinya, memang sudah saatnya Pasar Ngupit diperbaiki. Perbaikan tidak perlu menungggu bangunan pasar roboh,” papar Slamet, pedagang kerupuk asal Jatinom.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif