News
Jumat, 6 September 2013 - 05:15 WIB

SEKOLAH DISERANG : Final Lipio Solo 2013 Digelar Tanpa Suporter

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hadi Rudyatmo (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Dua penyerangan sekolah mengguncang Kota Solo dalam dua hari terakhir, Rabu-Kamis (4-5/9/2013). Turnamen sepak bola siswa berlabel Liga Pendidikan Indonesia (Lipio) Solo 2013 jadi kambing hitam.

Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo bertindak sigap menginstruksikan panitia pelaksana (panpel) Lipio melarang kehadiran suporter di stadion jika situasi tak segera kondusif. Selebihnya, Rudy mengajak para guru di sekolah-sekolah yang terlibat dalam turnamen sepak bola itu untuk mengarahkan siswa-siswanya dengan lebih baik.

Advertisement

Menyusul penyerangan ratusan remaja anarkistis ke SMK Murni, Rabu, dan puluhan remaja lain ke SMAN 6 Solo, Kamis, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo pun menyatakan babak final Lipio Solo 2013 digelar tanpa suporter. Alhasil selain menjadi sasaran tindak kekerasan remaja Kota Solo, SMAN 6 pun menjadi korban pelarangan menonton sepak bola.

Final Lipio Solo 2013 di Stadion Manahan, Jumat (6/9/2013), mempertemukan kesebelasan SMAN 6 Solo dan kesebelasan SMA Batik 2 Solo. “Ini sesuai instruksi dari Pak Wali, agar pertandingan lebih kondusif maka diputuskan besok [Jumat] laga final tanpa suporter,” jelas Ketua Panitia Lipio Solo 2013 yang juga Sekretaris Disdikpora Solo, Aryo Wiyandoko, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya.

Aryo mengatakan siswa seharusnya memetik nilai-nilai positif dari pertandingan sepak bola seperti sportivitas, kerja sama, disiplin dan tanggung jawab. Menurutnya, hal itu sekaligus mengembangkan minat, bakat siswa dan karakter siswa. “Jangan sampai anak-anak memetik hal yang kurang baik dari pertandingan ini,” paparnya.

Advertisement

Sementara itu, Sekretaris Lipio Solo 2013, Indrijanto Agoes Nugroho, mengatakan awalnya liga yang diikuti 32 tim dari SMP dan SMA se-Solo itu digelar dengan suporter maksimal dua kelas dari masing-masing sekolah. Namun, untuk babak semifinal yang digelar Kamis hanya dimeriahkan suporter maksimal satu kelas dari tiap sekolah.

Sedangkan untuk babak final, pihaknya memperketat pelaksanaan pertandingan untuk mengantisipasi adanya bentrok antarsuporter. Pihaknya juga meminta pengamanan dari Polsek Laweyan dan Polsek Banjarsari. (Binti Sholikah/Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif